02 Juli 2015

LAPORAN PRAKTIKUM: BUDIDAYA IKAN LELE

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Perikanan mempunyai peranan yang cukup penting, terutama dikaitkan dengan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi perikanan yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani/nelayan, menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku industry, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mendukung pembangunan wilayah dengan tetap memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan
            Perikanan modern pada dasarnya merupakan suatu pembangunan perikanan yang berorientasi bisnis. Sasaran akhir dari pembangunan perikanan keseluruhan adalah meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan para petani. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan langkah-langkah atau strategi pembangunan perikanan yang mengutamakan keterpaduan baik dalm lingkup sector, antar sector maupun wilayah.
            Salah satu komoditas perikan darat yang diharapkan dapat membantu program pemerintah di dalam menanggulangi masalah gizi terutama dalam hal pembentukan protein hewani dapat tercukupi adalah ikan lele dombo, maka usaha perikan darar penting artinya bagi masyarakat, karena ikan itu manghasilkan ikan yang berhubungan erat dengan kemakmuran rakyat beserta negaranya.
            Lele merupakan salah satu budidaya perikanan darat melaui kolam. Kolam adalah petakan pematang yang digali dan luasnya lebih kecil dari tambak, digunakan untuk  pemeliharan ikan yang ada dipekarangan maupun bukan lahan pekarangan dengan menggunakan air tawar yang bangunannya dapat dibuat secara permanen maupun non permanen dan mempunyai bentuk bermacan-macam.
B. Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikun ini adalah:
1.      Untuk mengetahui bentuk dan metode usaha kolam lele yang diusahakan oleh petani setempat. serta,
2.       Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha lele dombo bagi petani kolam lele di Lorong Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya. Kabupaten Aceh Besar.


II.TINJAUAN PUSTAKA

            Ikan lele memiliki bentuk tubuh yang memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Ikan lele banyak dijumpai di rawa-rawa dan sungai-sungai, terutama di datarn rendah sampai sedikit payau. ikan ini memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup di air yang oksigenya rendah (Nijiyati, 1999).
            Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), catretrang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish (Anonymous, 2006).
            Budidaya lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanent maupun bak plastic (kolam dari terpal). Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-27 °C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air (Prihartono, 2001).
            Usaha pembudidayaan ikan lele dumbo perlu dikembang kan sesuai permintaan masyarakat, ini akan menambah pendapatan usahatani akan lele dumbo. Pendapatan usahatani ikan lele dumbo sangat erat kaitanya denagn harga. Semangkin tinggi harga jual, semangkin tinggi nilai produksi yang diterima petani yang berarti semangkin meningkat pendapatan usahatani. Menurut Mubayarto (1994), “Pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu yaitu luas tanah akan dikalikan hasil persatuan luas. Tetapi tidak semua hasil ini diterima oleh petani. Hasil ini akan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, maka petani akan memperoleh hasil netto yang disebut pendapatan usahatani”.
            Setiap usaha yang dilakukan, tujuanya adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik bagi pengolahnya. Terutama usahatani lele dumbo,tujuannya tidak lain addalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan dengan adanya usahatani tersebut. Secara umum pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi (Partadireja, 1979).


III. ASPEK TEKNIS

A. Lokasi Praktikum

            Praktikum ini dilakukan di Lorong Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya. Kabupaten Aceh Besar. Pada lokasi tersebut  terdapat 98 kolam yang dan hanya sekitar 70 kolam yang diusahakan dan semuanya memelihara ikan lele sedangkan yang lainya terbengkalai. kolam-kolam tersebut diusahakan oleh 1-2 orang petani untuk 2-6 kolam. Sedangkan kolam yang ditinjau dan menjadi tempat praktikum kami adalah kolam warga setempat, yaitu: Pak Nainunis yang memiliki 3 kolam pemeliharaan ikan lele. Pemeliharaan ini dilakukanya dengan metode semi intensif ditandai dengan adanya pemberian pakan buatan dan tambahan seperti pellet dan usus ayam, serta pemberian vitamin dan obat-obatan.
B. Pembuatan Kolam
            Pembuatan kolam dikerjakan oleh 4 orang dengan menggali lahan menggunakan cangkul dan skop  dengan ukuran luas kolam 4m x 8m hingga kedalaman 1 m dan lebar pematang 0,8 m. Kemudian dasar kolam diratakan serta dinding kolam dipukul-pukul supaya keras dan tidak terjadi kebocoran serta dilanjutkan pemasangan papan dan tiang penahan pematang. Saluran pembuangan air dipasang pada pematang kolam dengan ketinggian 0,7 m dari dasar kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada pada parit pembuangan. lama pengerjaan secara keseluruhan membutuhkan waktu sampai 15 hari.
C. Persiapan Kolam
            Kolam dikatakan siap apabila telah melakukan Pencangkulan dan pembalikan tanah bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organic baik dari pakan maupu dari kotoran. selain itu tanah yang gembur akan memperbaiki aerasi tanah sehinngga kesuburan lahan akan meningkat.
            Pengkapuran juga dilakukan dengan pemberian kapur Dolomit atau Zeolit sebanyak 15 kg/kolam tergantung kebutuhan untuk mengembalikan keasaman tanah. karna penimbunan dan pembusukan bahan organic selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. pengkapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut.
            Pemupukan dengan pemberian pupuk kandang sebanyak 5 karung bertujuan memperbaiki unsur hara tanah sehingga menambah kesuburan lahan agar pakan alami lele dapat berkembang baik dan juga memperbaiki struktur tanah serta menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air.
            Pemasukan air pertama kedalam kolam setinggi 20 cm – 30 cm dan diamkan selama 7 hari sampai pertumbuahan pakan alami lele cukup baik seperti plankton dan bintik-bintik nyamuk mulai banyak terlihat. setelah itu masukan air setinggi 70 cm atau menyesuiakan dengan keadaan kolam.
D. Penyediaan dan Penebaran Benih
            Benih ikan lele diperoleh dari medan dan telah berumur 3-4 minggu dengan ukuran panjang benih 5-6 cm. Petani setempat memilah benih lele dari medan karna lebih bagus dan pertumbuhannya yang cepat sedangkan benih lele lokal tidak terdapat sedemikian.
            Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan kantong yang berisi benih lele ke dalam kolam dan lepaskan ikatan pada mulut kantong lalu  biarkan selama 15-20 menit atau kira-kira suhu air dalam kantong dengan suhu air di kolam sudah sama. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 8.500-10.000 ekor/kolam.
E. Pengendalian Hama Penyakit
            Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak persiapan lahan dengan pemberian kapur ke dalam kolam pada saat pengolahan dasar kolam untuk memberantas hama dan penyakit dan setelah masa penebaran benih juga diberikan/ditaburkan garam dapur untuk memberantas jamur-jamur yang menyebabkan penyakit putih pada lele sebanyak 500 gr/hari selama 10 hari. Jika benih lele kelihatan kurang sehat maka di berikan obat yaitu sifox 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Pembersihan air kolam dari sampah seperti daun-daunan dan lainya yang jatuh ke dalam kolam serta pemotongan rumput yang ada pada pematang kolam juga turut mencegah datangnya hama dan penyakit pada lele. Hama seperti berang-berang, biawak, burung dan lainya dapat dicegah dengan memasang jaring yang rapat pada permukaan kolam. Sedangkan pada saat pasca panen dilakukan pembuangan tanah dasar bagian atas agar tidak terjadi penularan penyakit pada musim berikutnya.
F. Pemberian Pakan
            Pakan ikan lele berupa pakan alami yang terdiri dari plankton, bintik nyamuk, cacing tanah, kutu air dan lainya. Ada juga pakan buatan berupa pellet yang dibedakan atas tingkat kandungan nurtisinya dan juga pakan tambahan seperti usus ayam, dedak, dan vitamin lainya.
            Pemberian pakan lele di lokasi praktikum yang kami tinjau tergantung pada umur usaha lele yang sedang diusahakan. Pakan ikan lele umur usaha 1-10 hari diberikan pakan pellet PF-1000 sebanyak 1 kg/hari (pagi ½ kg dan sore ½ kg) dan pakan alami seperti plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil yang terdapat pada kolam itu sendiri sebagai pakan tambahanya.
            Pakan ikan lele umur usaha 10 hari-2 minggu diberikan pellet 781-1 sebanyak 2 kg/hari (pagi 1 kg dan sore 1 kg) dan pakan tambahan masih bertumpu pada pakan alami sedangkan pakan ikan lele umur usaha 2-4 minggu diberikan pellet 781-2 sebanyak 5 kg/hari (pagi 2,5 kg dan sore 2,5 kg) dan pakan tambahanya masih sama seperti kasus di atas.
            Pada umur usaha ikan lele 4-8 minggu atau sampai umur panen, pakan yang diberikan berupa pellet 781 sebanyak 3 kg/hari (pagi) dan usus ayam yang terlebih dahulu direbus sampai empuk  supaya mudah dimakan lele sebanyak 10 kg/hari (siang 5 kg dan sore 5 kg) yang sebagai pakan tambahan.
            Pakan tambahan berupa usus ayam diyakini mengandung protein sangat tinggi yang bisa membuat pertumbuhan ikan lele cepat besar. Selain itu, untuk penghematan biaya  karna harganya yang murah serta mencegah timbulnya kanibalisme antar ikan lele yang di sebabkan kekurangan pakan.
G. Pengelolaan dan Perawatan air
            Menjaga tingkat kebersiahan air sangat penting pada usaha ikan lele agar tidak mudah diserang penyakit yang disebabkan pencemaran sisa-sisa pakan dan kotoran ikan itu sendiri. Begitu juga menjaga volume dan suhu air kolam, karna volume yang susut diakibatkan penguapan, kebocoran dan lain-lain membuat suhu air kolam meningkat sehingga mencapai suhu maksimal yang tidak bisa diterima olah tubuh ikan dan menyebabkan kematian. Petani ikan lele yang kami kunjungi, pengelolaan air dilakukan dengan menambah volume air setinggi 10 cm pada sore hari tergantung keadaan yang bertujuan untuk menurunkan suhu air dan menurunkan tingkat pencemaran pada kolam.
H. Panen dan Pasca Panen
            Pemanenan dilakukan pada umur ikan lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut yaitu 2 bulan. ikan lele yang dipanen bisa mencapai 400-600 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan 20%-30% dari jumlah benih yang ditebarkan. Adapun yang hal-hal yang diperhatikan dan dilakukan dalam pemanenan ikan lele antara lain:
1.      Lele dipanen pada umur usaha 2 bulan dan sudah mencapai berat rata-rata antara 130-150 gram/ekor dengan panjang antara 22-25 cm.
2.      Air kolam dikurangi setengah supaya mudah dalam pemanenanya.
3.      Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun sore hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
4.      Penangkapan menggunakan jaring, bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
5.      kemudian lele ditimbang untuk keperluan pedoman dan lele siap dipasarkan.
            Penanganan pasca panen dilakukan setelah pemanenan bener-benar selesai dikerjakan  dengan cara:
1. Kolam dikeringkan  seluruhnya, kemudian tanah dasar kolam dibuang keluar sedalam mata cangkul dan dibiarkan selama 3 minggu sampai tanah dasar kolam pecah-perah.
2. Lakukan pengkapuran jika diperlukan dan berikan pupuk kandang kemudian dicangkul dengan rata dan sampai gembur sambil memperbaiki dasar kolam yang rusak
3. Kolam kembali diisi air setinggi 20-30 cm dan diamkan selama 7 hari sampai kehidupan pakan alaminya tersedia.
4. musim pelihara ikan lele baru siap dimulai.


IV. ASPEK EKONOMIS

            Menganalisa usahatani merupakan kegiatan yang sangat penting, dari analisa usaha tersebut dapat diketahui besarnya keuntungan usaha tersebut. Analisa usaha lele dumbo sangatlah bervariasi, dan ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, jenis alat dan bahan yang digunakan . Besarnya biaya yang tercantum dalam analisa usaha ini dapat berubah setiap waktu, sesuai dengan kondisi dan besar usaha serta pasar setempat.
            Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan lele selama satu musim panen adalah:
1.      Biaya tetep
Bahan/alat
Volume
Harga/satuan (Rp)
Biaya/kolam (Rp)
Biaya semua kolam (Rp)
Cangkul
4 buah
35.000
-
170.000
Skop
4 buah
35.000
-
170.000
Papan
12 lembar
10.000
120.000
360.000
Balok
8 batang
25.000
200.000
600.000
Pompa
1 Unit
2.000.000
-
2.000.000
Jaring
8 kg
40.000
320.000
960.000
Penerangan
1 set
30.000
30.000
90.000
Jumlah
4.350.000
2.      Biaya variable
Bahan/alat
Volume
Harga/satuan (Rp)
Biaya/kolam (Rp)
Biaya semua kolam (Rp)
Benih
8.500 ekor
250
2.125.000
6.375.000
Sifox
1 sachet
25.000
-
75.000
Tenaga kerja
4 org x 5 hari
50.000
1.000.000
3.000.000
Kapur dolomit
5 kg
3.000
15.000
45.000
Pupuk kandang
5 karung
5.000
25.000
75.000
Usus ayam
10 kg x 30 hari
300.000/bulan
-
300.000
PF-1000
1 sak
125.000
125.000
375.000
781-1
1 sak
180.000
180.000
540.000
781-2
1 sak
320.000
320.000
920.000
781
1 sak
315.000
315.000
945.000
Bahan bakar
20 liter
4.500
-
90.000
Garam dapur
5 kg
2.000
10.000
30.000
Jumlah
12.770.000
            Dari jumlah biaya tetap Rp 4.350.000 ditambah jumlah biaya variable Rp 12.770.000/panen sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk musim pertama Rp 17.120.000. Tetapi musim kedua dan selanjutnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan Rp 750.000 karna tenaga kerja hanya 1 orang yaitu pemiliknya sendiri dan biaya totalnya hanya Rp 14.870.000.
            Sedangkan hasil panen yang di perolah mencapai 500 kg/kolam dengan harga jual ikan lele Rp 14.000/kg sehingga bruto yang diperoleh Rp 7.000.000/kolam dan secara keseluruhan kolam mencapai Rp 21.000.000/panen dikurangi total biaya pengeluaran yaitu Rp 17.270.000 menjadi Rp 3.730.000/panen. kecuali pada musim kedua dan seterusnya biaya pengeluaran hanya dikurangi Rp 14.870.000.
            Jadi, keuntungan bersih yang didapatkan pada musim panen pertama adalah Rp 3.730.000/panen. Tetapi musim panen kedua dan seterusnya bisa lebih besar mencapai Rp 6.130.000/panen.
            Usaha pemeliharan ikan lele dumbo ini dengan keuntungan yang mencapai Rp 6.130.000/panen (hanya pada panen pertama yang kecil keuntunganya sebesar Rp 3.730.000/panen) petani akan mendapatkan modalnya kembali setelah 3-4 kali melakukan pemanenan. Sedangkan 4 kali musim panen bisa dicapai dalam satu tahun. Jika petani lele tersebut tekun pada usahanya.
  
V. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Permasalahan
            Permasalahan yang sangat terasa bagi petani usaha pemeliharaan lele ialah:
1.      Permodalan yang kurang untuk perluasan areal kolam lele untuk petani daerah tersebut.
2.      Masih tingginya tingkat kematian lele sampai 70 % dan berdampak pada kurang maksimalnya pendapatan petani.
3.      Perawatan, pemberian vitamin dan pengeloaan air yang masim kurang memadai dilakukan.
4.      Ketika musim hujan, petani kolam akan mengalami kesukitan mengalirkan air pembuangan karna daerah yang rendah dan saluran yang tidak baik.
B. Solusi
            Sedangkan solusi yang dapat dilakukan pada usaha tersebut antara lain adalah:
1.      Dengan modal yang pas-pasan petani diharapkan cerdas dalam menggunakan modal dengan sebaik mungkin. sehingga keuntungan yang kecil dapat di maksimalkan untuk pengembangan usaha secara perlahan-lahan.
2.      Tidak maksimalnya pemberian pakan buatan, petani harus memiliki hubungan baik dengan pedagang pemotongan ayam untuk mendapatkan usus ayam sebagai pakan tambahan lele.
3.      Perbaikan saluran pembuangan harus ditingkatkan untuk mengantisipasi musim hujan yang lebat.
4.      Mengatasi tingkat kematian lele yang masih tinggi dapat dilakukan dengan pengelolaan air yang tepat agar tingkat pencemaran air tidak sempat mendatangkan penyakit bagi lele.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diperoleh dari tinjauan pada usaha ikan lele tersebut antara lain:
1.      Petani usaha ikan lele di Lorong Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar tersebut, menggunakan modal sendiri dan dimulai dengan mengusakan 1-2 kolam saja, setelah itu dikembangkan lagi ketika modal mencukupi.
2.      Petani disan mengusahakan kolam lele dengan metode semi intensif ditandai dengan adanya pemberian pakan buatan dan tambahan seperti pellet dan usus ayam, serta pemberian vitamin dan obat-obatan.
3.      Ukuran luas kolam 4m x 8m hingga kedalaman 1 m dan lebar pematang 0,8 m. Saluran pembuangan air dipasang pada pematang kolam dengan ketinggian 0,7 m dari dasar kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada pada parit pembuangan.
4.      Persiapan kolam dilakukan dengan pencangkulan. pengkapuran, pemupukan dan pengendapan air dalam kolam.
5.      Benih ikan lele diperoleh dari medan dan telah berumur 3-4 minggu dengan ukuran panjang benih 5-6 cm. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu).
6.      Pakan yang diberikan berupa pakan alami, pakan buatan dan pakan tambahan seperti usus ayam.
7.      Pada umur ikan lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut yaitu 2 bulan iakn lele dipanen. ikan lele yang dipanen bisa mencapai 400-600 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan 20%-30% dari jumlah benih yang ditebarkan.
8.      Total biaya yang dikeluarkan untuk musim pertama Rp 17.120.000. Tetapi musim kedua dan selanjutnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan Rp 750.000.
9.      Usaha pemeliharan ikan lele dumbo ini dengan keuntungan yang mencapai Rp 6.130.000/panen (hanya pada panen pertama yang kecil keuntunganya sebesar Rp 3.730.000/panen) petani akan mendapatkan modalnya kembali setelah 3-4 kali melakukan pemanenan.
B.     Saran
            Adapun saran yang dapat diberikan untuk usaha ikan pemeliharaan ikan lele ini adalah:
1.      Meningkatkan perawatan dan pengendalian hama penyakit dengan pemberian vitamin dan obat-obatan agar mendapatkan hasil panen yang lebih memuaskan.
2.      Pemberian pakan yang lebih dioptimalkan lagi untuk pertumbuah tubuh yang lebih cepat.
3.      Perluasan usaha karna pasokan lele untuk pasar di aceh masih kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2006. Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2004. Statistik Perikanan. banda Aceh.
Mubyarto, 1994. Penganar Ilmu Ekonomi Pertanian. LPFEUI. Jakarta.
Nijiyati, S. 1999. Memelihara Ikan Lele Dumbo Di Kolam Taman. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Partadiredja, 1979. Perhitungan Pendapatan Nasional. Bima Aksara. Jakarta.
Prihartono, R.Eko, Juansyah rasidik, dan Usni Arie. 2001. Mengatasi Permasalahan Budi Daya Lele Dumbo. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar