I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perikanan mempunyai peranan yang
cukup penting, terutama dikaitkan dengan upaya peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi perikanan yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan
taraf hidup petani/nelayan, menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku
industry, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mendukung
pembangunan wilayah dengan tetap memperhatikan kelestarian dan fungsi
lingkungan
Perikanan modern pada dasarnya
merupakan suatu pembangunan perikanan yang berorientasi bisnis. Sasaran akhir
dari pembangunan perikanan keseluruhan adalah meningkatkan pendapatan sekaligus
kesejahteraan para petani. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan
langkah-langkah atau strategi pembangunan perikanan yang mengutamakan
keterpaduan baik dalm lingkup sector, antar sector maupun wilayah.
Salah satu komoditas perikan darat
yang diharapkan dapat membantu program pemerintah di dalam menanggulangi
masalah gizi terutama dalam hal pembentukan protein hewani dapat tercukupi
adalah ikan lele dombo, maka usaha perikan darar penting artinya bagi
masyarakat, karena ikan itu manghasilkan ikan yang berhubungan erat dengan
kemakmuran rakyat beserta negaranya.
Lele merupakan salah satu budidaya
perikanan darat melaui kolam. Kolam adalah petakan pematang yang digali dan
luasnya lebih kecil dari tambak, digunakan untuk pemeliharan ikan yang ada dipekarangan maupun
bukan lahan pekarangan dengan menggunakan air tawar yang bangunannya dapat
dibuat secara permanen maupun non permanen dan mempunyai bentuk bermacan-macam.
B.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan
praktikun ini adalah:
1. Untuk
mengetahui bentuk dan metode usaha kolam lele yang diusahakan oleh petani
setempat. serta,
2. Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang
diperoleh dari usaha lele dombo bagi petani kolam lele di Lorong
Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya. Kabupaten Aceh Besar.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Ikan lele memiliki bentuk tubuh yang
memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai kumis, mulut
besar, warna kelabu sampai hitam. Ikan lele banyak dijumpai di rawa-rawa dan
sungai-sungai, terutama di datarn rendah sampai sedikit payau. ikan ini
memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu
hidup di air yang oksigenya rendah (Nijiyati, 1999).
Di Indonesia ikan lele mempunyai
beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo,
Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi
(Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal
dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura
magura (Srilangka), catretrang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula
catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish (Anonymous, 2006).
Budidaya lele dapat dilakukan di kolam
tanah, bak permanent maupun bak plastic (kolam dari terpal). Sumber air dapat
berasal dari air sungai mapun air sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan
ikan lele berkisar antara 22-27 °C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan,
laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air
(Prihartono, 2001).
Usaha pembudidayaan ikan lele dumbo
perlu dikembang kan sesuai permintaan masyarakat, ini akan menambah pendapatan
usahatani akan lele dumbo. Pendapatan usahatani ikan lele dumbo sangat erat
kaitanya denagn harga. Semangkin tinggi harga jual, semangkin tinggi nilai
produksi yang diterima petani yang berarti semangkin meningkat pendapatan
usahatani. Menurut Mubayarto (1994), “Pada setiap akhir panen petani akan
menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu yaitu luas tanah akan dikalikan
hasil persatuan luas. Tetapi tidak semua hasil ini diterima oleh petani. Hasil
ini akan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, maka petani akan
memperoleh hasil netto yang disebut pendapatan usahatani”.
Setiap usaha yang dilakukan,
tujuanya adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik bagi pengolahnya.
Terutama usahatani lele dumbo,tujuannya tidak lain addalah untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan dengan adanya usahatani
tersebut. Secara umum pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh
pemilik faktor produksi (Partadireja, 1979).
III. ASPEK TEKNIS
A.
Lokasi Praktikum
Praktikum
ini dilakukan di Lorong Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya.
Kabupaten Aceh Besar. Pada lokasi tersebut
terdapat 98 kolam yang dan hanya sekitar 70 kolam yang diusahakan dan
semuanya memelihara ikan lele sedangkan yang lainya terbengkalai. kolam-kolam
tersebut diusahakan oleh 1-2 orang petani untuk 2-6 kolam. Sedangkan
kolam yang ditinjau dan menjadi tempat praktikum kami adalah kolam warga
setempat, yaitu: Pak Nainunis yang memiliki 3 kolam pemeliharaan ikan lele.
Pemeliharaan ini dilakukanya dengan metode semi intensif ditandai dengan adanya
pemberian pakan buatan dan tambahan seperti pellet dan usus ayam, serta
pemberian vitamin dan obat-obatan.
B.
Pembuatan Kolam
Pembuatan kolam dikerjakan oleh 4
orang dengan menggali lahan menggunakan cangkul dan skop dengan ukuran luas kolam 4m x 8m hingga
kedalaman 1 m dan lebar pematang 0,8 m. Kemudian dasar kolam diratakan serta dinding
kolam dipukul-pukul supaya keras dan tidak terjadi kebocoran serta dilanjutkan
pemasangan papan dan tiang penahan pematang. Saluran pembuangan air dipasang
pada pematang kolam dengan ketinggian 0,7 m dari dasar kolam dan pembuangan
airnya diarahkan pada pada parit pembuangan. lama pengerjaan secara keseluruhan
membutuhkan waktu sampai 15 hari.
C.
Persiapan Kolam
Kolam dikatakan siap apabila telah
melakukan Pencangkulan dan pembalikan tanah bertujuan untuk membebaskan senyawa
dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organic baik dari pakan
maupu dari kotoran. selain itu tanah yang gembur akan memperbaiki aerasi tanah
sehinngga kesuburan lahan akan meningkat.
Pengkapuran juga dilakukan
dengan pemberian kapur Dolomit atau Zeolit sebanyak 15 kg/kolam tergantung
kebutuhan untuk mengembalikan keasaman tanah. karna penimbunan dan pembusukan
bahan organic selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. pengkapuran juga
menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup
pada pH tersebut.
Pemupukan dengan pemberian pupuk
kandang sebanyak 5 karung bertujuan memperbaiki unsur hara tanah sehingga
menambah kesuburan lahan agar pakan alami lele dapat berkembang baik dan juga
memperbaiki struktur tanah serta menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang
tidak kedap air.
Pemasukan
air pertama kedalam kolam setinggi 20 cm – 30 cm dan diamkan selama 7 hari
sampai pertumbuahan pakan alami lele cukup baik seperti plankton dan
bintik-bintik nyamuk mulai banyak terlihat. setelah itu masukan air setinggi 70
cm atau menyesuiakan dengan keadaan kolam.
D.
Penyediaan dan Penebaran Benih
Benih ikan lele diperoleh dari medan
dan telah berumur 3-4 minggu dengan ukuran panjang benih 5-6 cm. Petani
setempat memilah benih lele dari medan karna lebih bagus dan pertumbuhannya
yang cepat sedangkan benih lele lokal tidak terdapat sedemikian.
Sebelum
ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu)
dengan cara memasukan kantong yang berisi benih lele ke dalam kolam dan
lepaskan ikatan pada mulut kantong lalu
biarkan selama 15-20 menit atau kira-kira suhu air dalam kantong dengan
suhu air di kolam sudah sama. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi
atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Hal ini berarti bahwa
perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah
(kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 8.500-10.000
ekor/kolam.
E.
Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan sejak persiapan lahan dengan pemberian kapur ke dalam kolam pada saat
pengolahan dasar kolam untuk memberantas hama dan penyakit dan setelah masa
penebaran benih juga diberikan/ditaburkan garam dapur untuk memberantas
jamur-jamur yang menyebabkan penyakit putih pada lele sebanyak 500 gr/hari
selama 10 hari. Jika benih lele kelihatan kurang sehat maka di berikan obat
yaitu sifox 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Pembersihan air kolam
dari sampah seperti daun-daunan dan lainya yang jatuh ke dalam kolam serta
pemotongan rumput yang ada pada pematang kolam juga turut mencegah datangnya
hama dan penyakit pada lele. Hama seperti berang-berang, biawak, burung dan
lainya dapat dicegah dengan memasang jaring yang rapat pada permukaan kolam.
Sedangkan pada saat pasca panen dilakukan pembuangan tanah dasar bagian atas
agar tidak terjadi penularan penyakit pada musim berikutnya.
F.
Pemberian Pakan
Pakan ikan lele berupa pakan alami
yang terdiri dari plankton, bintik nyamuk, cacing tanah, kutu air dan lainya.
Ada juga pakan buatan berupa pellet yang dibedakan atas tingkat kandungan
nurtisinya dan juga pakan tambahan seperti usus ayam, dedak, dan vitamin
lainya.
Pemberian pakan lele di lokasi
praktikum yang kami tinjau tergantung pada umur usaha lele yang sedang diusahakan.
Pakan ikan lele umur usaha 1-10 hari diberikan pakan pellet PF-1000 sebanyak 1
kg/hari (pagi ½ kg dan sore ½ kg) dan pakan alami seperti plankton, jentik-jentik,
kutu air dan cacing kecil yang terdapat pada kolam itu sendiri sebagai pakan
tambahanya.
Pakan ikan lele umur usaha 10 hari-2
minggu diberikan pellet 781-1 sebanyak 2 kg/hari (pagi 1 kg dan sore 1 kg) dan pakan tambahan masih
bertumpu pada pakan alami sedangkan pakan ikan lele umur usaha 2-4 minggu
diberikan pellet 781-2 sebanyak 5 kg/hari (pagi 2,5 kg dan sore 2,5 kg) dan
pakan tambahanya masih sama seperti kasus di atas.
Pada umur usaha ikan lele 4-8 minggu
atau sampai umur panen, pakan yang diberikan berupa pellet 781 sebanyak 3
kg/hari (pagi) dan usus ayam yang terlebih dahulu direbus sampai empuk supaya mudah dimakan lele sebanyak 10 kg/hari
(siang 5 kg dan sore 5 kg) yang sebagai pakan tambahan.
Pakan tambahan berupa usus ayam
diyakini mengandung protein sangat tinggi yang bisa membuat pertumbuhan ikan
lele cepat besar. Selain itu, untuk penghematan biaya karna harganya yang murah serta mencegah
timbulnya kanibalisme antar ikan lele yang di sebabkan kekurangan pakan.
G.
Pengelolaan dan Perawatan air
Menjaga tingkat kebersiahan air
sangat penting pada usaha ikan lele agar tidak mudah diserang penyakit yang
disebabkan pencemaran sisa-sisa pakan dan kotoran ikan itu sendiri. Begitu juga
menjaga volume dan suhu air kolam, karna volume yang susut diakibatkan
penguapan, kebocoran dan lain-lain membuat suhu air kolam meningkat sehingga
mencapai suhu maksimal yang tidak bisa diterima olah tubuh ikan dan menyebabkan
kematian. Petani ikan lele yang kami kunjungi, pengelolaan air dilakukan dengan
menambah volume air setinggi 10 cm pada sore hari tergantung keadaan yang
bertujuan untuk menurunkan suhu air dan menurunkan tingkat pencemaran pada
kolam.
H.
Panen dan Pasca Panen
Pemanenan dilakukan pada umur ikan
lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut yaitu 2 bulan. ikan lele
yang dipanen bisa mencapai 400-600 kg/kolam dengan tingkat kematian/penyusutan
20%-30% dari jumlah benih yang ditebarkan. Adapun yang hal-hal yang
diperhatikan dan dilakukan dalam pemanenan ikan lele antara lain:
1. Lele
dipanen pada umur usaha 2 bulan dan sudah mencapai berat rata-rata antara
130-150 gram/ekor dengan panjang antara 22-25 cm.
2. Air
kolam dikurangi setengah supaya mudah dalam pemanenanya.
3. Pemanenan
sebaiknya dilakukan pada pagi ataupun sore hari supaya lele tidak terlalu
kepanasan.
4. Penangkapan
menggunakan jaring, bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah
ditangkap.
5. kemudian
lele ditimbang untuk keperluan pedoman dan lele siap dipasarkan.
Penanganan pasca panen dilakukan
setelah pemanenan bener-benar selesai dikerjakan dengan cara:
1.
Kolam dikeringkan seluruhnya, kemudian
tanah dasar kolam dibuang keluar sedalam mata cangkul dan dibiarkan selama 3
minggu sampai tanah dasar kolam pecah-perah.
2.
Lakukan pengkapuran jika diperlukan dan berikan pupuk kandang kemudian
dicangkul dengan rata dan sampai gembur sambil memperbaiki dasar kolam yang
rusak
3.
Kolam kembali diisi air setinggi 20-30 cm dan diamkan selama 7 hari sampai
kehidupan pakan alaminya tersedia.
4.
musim pelihara ikan lele baru siap dimulai.
IV. ASPEK EKONOMIS
Menganalisa usahatani merupakan
kegiatan yang sangat penting, dari analisa usaha tersebut dapat diketahui
besarnya keuntungan usaha tersebut. Analisa usaha lele dumbo sangatlah
bervariasi, dan ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang
dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, jenis alat dan bahan yang digunakan .
Besarnya biaya yang tercantum dalam analisa usaha ini dapat berubah setiap
waktu, sesuai dengan kondisi dan besar usaha serta pasar setempat.
Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan lele selama satu musim panen adalah:
1. Biaya
tetep
Bahan/alat
|
Volume
|
Harga/satuan (Rp)
|
Biaya/kolam (Rp)
|
Biaya semua kolam
(Rp)
|
Cangkul
|
4 buah
|
35.000
|
-
|
170.000
|
Skop
|
4 buah
|
35.000
|
-
|
170.000
|
Papan
|
12 lembar
|
10.000
|
120.000
|
360.000
|
Balok
|
8 batang
|
25.000
|
200.000
|
600.000
|
Pompa
|
1 Unit
|
2.000.000
|
-
|
2.000.000
|
Jaring
|
8 kg
|
40.000
|
320.000
|
960.000
|
Penerangan
|
1 set
|
30.000
|
30.000
|
90.000
|
Jumlah
|
|
|
|
4.350.000
|
2. Biaya
variable
Bahan/alat
|
Volume
|
Harga/satuan
(Rp)
|
Biaya/kolam
(Rp)
|
Biaya
semua kolam (Rp)
|
Benih
|
8.500
ekor
|
250
|
2.125.000
|
6.375.000
|
Sifox
|
1
sachet
|
25.000
|
-
|
75.000
|
Tenaga
kerja
|
4
org x 5 hari
|
50.000
|
1.000.000
|
3.000.000
|
Kapur
dolomit
|
5
kg
|
3.000
|
15.000
|
45.000
|
Pupuk
kandang
|
5
karung
|
5.000
|
25.000
|
75.000
|
Usus
ayam
|
10
kg x 30 hari
|
300.000/bulan
|
-
|
300.000
|
PF-1000
|
1
sak
|
125.000
|
125.000
|
375.000
|
781-1
|
1
sak
|
180.000
|
180.000
|
540.000
|
781-2
|
1
sak
|
320.000
|
320.000
|
920.000
|
781
|
1
sak
|
315.000
|
315.000
|
945.000
|
Bahan
bakar
|
20
liter
|
4.500
|
-
|
90.000
|
Garam
dapur
|
5
kg
|
2.000
|
10.000
|
30.000
|
Jumlah
|
|
|
|
12.770.000
|
Dari jumlah biaya tetap Rp 4.350.000
ditambah jumlah biaya variable Rp 12.770.000/panen sehingga total biaya yang
dikeluarkan untuk musim pertama Rp 17.120.000. Tetapi musim kedua dan
selanjutnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan Rp 750.000 karna tenaga kerja
hanya 1 orang yaitu pemiliknya sendiri dan biaya totalnya hanya Rp 14.870.000.
Sedangkan hasil panen yang di
perolah mencapai 500 kg/kolam dengan harga jual ikan lele Rp 14.000/kg sehingga
bruto yang diperoleh Rp 7.000.000/kolam dan secara keseluruhan kolam mencapai
Rp 21.000.000/panen dikurangi total biaya pengeluaran yaitu Rp 17.270.000
menjadi Rp 3.730.000/panen. kecuali pada musim kedua dan seterusnya biaya
pengeluaran hanya dikurangi Rp 14.870.000.
Jadi, keuntungan bersih yang
didapatkan pada musim panen pertama adalah Rp 3.730.000/panen. Tetapi musim
panen kedua dan seterusnya bisa lebih besar mencapai Rp 6.130.000/panen.
Usaha pemeliharan ikan lele dumbo
ini dengan keuntungan yang mencapai Rp 6.130.000/panen (hanya pada panen
pertama yang kecil keuntunganya sebesar Rp 3.730.000/panen) petani akan
mendapatkan modalnya kembali setelah 3-4 kali melakukan pemanenan. Sedangkan 4
kali musim panen bisa dicapai dalam satu tahun. Jika petani lele tersebut tekun
pada usahanya.
V. PERMASALAHAN DAN
SOLUSI
A.
Permasalahan
Permasalahan yang sangat terasa bagi
petani usaha pemeliharaan lele ialah:
1. Permodalan
yang kurang untuk perluasan areal kolam lele untuk petani daerah tersebut.
2. Masih
tingginya tingkat kematian lele sampai 70 % dan berdampak pada kurang maksimalnya
pendapatan petani.
3. Perawatan,
pemberian vitamin dan pengeloaan air yang masim kurang memadai dilakukan.
4. Ketika
musim hujan, petani kolam akan mengalami kesukitan mengalirkan air pembuangan
karna daerah yang rendah dan saluran yang tidak baik.
B. Solusi
Sedangkan solusi yang dapat dilakukan pada usaha tersebut
antara lain adalah:
1. Dengan
modal yang pas-pasan petani diharapkan cerdas dalam menggunakan modal dengan
sebaik mungkin. sehingga keuntungan yang kecil dapat di maksimalkan untuk
pengembangan usaha secara perlahan-lahan.
2. Tidak
maksimalnya pemberian pakan buatan, petani harus memiliki hubungan baik dengan
pedagang pemotongan ayam untuk mendapatkan usus ayam sebagai pakan tambahan
lele.
3. Perbaikan
saluran pembuangan harus ditingkatkan untuk mengantisipasi musim hujan yang
lebat.
4. Mengatasi
tingkat kematian lele yang masih tinggi dapat dilakukan dengan pengelolaan air
yang tepat agar tingkat pencemaran air tidak sempat mendatangkan penyakit bagi
lele.
VI. KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
tinjauan pada usaha ikan lele tersebut antara lain:
1. Petani usaha
ikan lele di Lorong Krung Lingka, Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya,
Kabupaten Aceh Besar tersebut, menggunakan modal sendiri dan dimulai dengan
mengusakan 1-2 kolam saja, setelah itu dikembangkan lagi ketika modal
mencukupi.
2. Petani disan
mengusahakan kolam lele dengan metode semi intensif ditandai
dengan adanya pemberian pakan buatan dan tambahan seperti pellet dan usus ayam,
serta pemberian vitamin dan obat-obatan.
3. Ukuran
luas kolam 4m x 8m hingga kedalaman 1 m dan lebar pematang 0,8 m. Saluran
pembuangan air dipasang pada pematang kolam dengan ketinggian 0,7 m dari dasar
kolam dan pembuangan airnya diarahkan pada pada parit pembuangan.
4. Persiapan
kolam dilakukan dengan pencangkulan. pengkapuran, pemupukan dan pengendapan air
dalam kolam.
5. Benih
ikan lele diperoleh dari medan dan telah berumur 3-4 minggu dengan ukuran
panjang benih 5-6 cm. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu
(perlakuan penyesuaian suhu).
6. Pakan
yang diberikan berupa pakan alami, pakan buatan dan pakan tambahan seperti usus
ayam.
7. Pada
umur ikan lele 3 bulan ataupun umur usaha pada lokasi tersebut yaitu 2 bulan
iakn lele dipanen. ikan lele yang dipanen bisa mencapai 400-600 kg/kolam dengan
tingkat kematian/penyusutan 20%-30% dari jumlah benih yang ditebarkan.
8. Total
biaya yang dikeluarkan untuk musim pertama Rp 17.120.000. Tetapi musim kedua
dan selanjutnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan Rp 750.000.
9. Usaha
pemeliharan ikan lele dumbo ini dengan keuntungan yang mencapai Rp
6.130.000/panen (hanya pada panen pertama yang kecil keuntunganya sebesar Rp
3.730.000/panen) petani akan mendapatkan modalnya kembali setelah 3-4 kali
melakukan pemanenan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk usaha ikan
pemeliharaan ikan lele ini adalah:
1. Meningkatkan
perawatan dan pengendalian hama penyakit dengan pemberian vitamin dan
obat-obatan agar mendapatkan hasil panen yang lebih memuaskan.
2. Pemberian
pakan yang lebih dioptimalkan lagi untuk pertumbuah tubuh yang lebih cepat.
3. Perluasan
usaha karna pasokan lele untuk pasar di aceh masih kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2006. Badan Pusat
Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2004. Statistik Perikanan. banda Aceh.
Mubyarto, 1994. Penganar Ilmu Ekonomi Pertanian. LPFEUI.
Jakarta.
Nijiyati, S. 1999. Memelihara Ikan Lele Dumbo Di Kolam Taman.
Penerbit Swadaya. Jakarta.
Partadiredja, 1979. Perhitungan Pendapatan Nasional. Bima
Aksara. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar