02 Juli 2015

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK SAPI POTONG



I. PENDAHULUAAN

Usaha peternakan sapi potong di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak sapi potong. Penyebaran ternak sapi di negara kita belum merata. Ada beberapa daerah yang sangat padat, ada yang sedang, tetapi ada yang sangat jarang atau terbatas populasinya. Tentu sajahal ini ada beberapa faktor penyebab, antara lain faktor pertanian dan kepadatan penduduk, ilim dan budaya aklimatisasi, serta adat istiadat dan agama.
Faktor pertanian dan penyebaran penduduk di Indonesia menentukan penyebaran usaha ternak sapi. Masyarakat petani yang bermata pencaharian bertani tidak bisa lepas dari usaha ternak sapi, baik untuk keperluan tenaga, pupuk, atau lain sebagainya. Sebab, sapi merupakan kawan baik petani dalam rangka pengolahan tanah pertanian. Kehidupan maju mundurnya ternak sapi selama ini tergantung pada usaha pertanian. Karena adanya usaha pertanian yang lebih maju berarti akan menunjang produksi pakan ternak berupa hijauan, hasil ikutan pertanian berupa biji-bijian atau pakan penguat, yang kesemuanyasangat diperlukan sapi.
Ternak sapi, khususnya sapi potong, merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya didalam kehidupan masyarakat.seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, dan tulang. Tata cara pengaturan pemeliharaan ternak potong ini dimulai dari tempat cara pemilihan bibit, tempat berproduksi/ kandang, cara pemberian pakan, cara perkawinan dan cara pencegahan penyakit serta tatalaksana pemeliharaan.

II. HASIL

1.  Pemilihan Bibit Sapi
     a.  Bangsa ternak yang dipelihara :
          PO, Simental, Cross Brahman, Limosin
     b.  Umur bibit / bakalan mulai dipelihara umur :
          2 tahun
     c.  Bibit / bakalan di peroleh dari :
          Beli di pasar sokaraja
     d.  Bila mengimpor / membeli dari mana asalnya :
          Australia
     e.  Standar harga yang digunakan dalam pembelian :
          Bobot hidup dan harga PO 6 juta, Simental 10 juta atau 25.000/kg.
     f.  Jumlah ternak yang dipelihara sekarang :
          Ternak jantan
     g.  Jelaskan bagaimana cara memilih bibit / bakalan :
          Dilihat dari kaki yang lurus, kokoh, warna merah putih masih jelas ( untuk simental )
2.  Pemberian Pakan
     a.  Bahan pakan yang diberikan :
          Jerami padi, ampas tahu, hijauan, konsentrat.
     b.  Jumlah masing – masing pakan diberikan setiap hari :
          Jerami fermentasi 10 %, ampas tahu 5 kg, hijauan 17 kg, konsentrat 1 %.
     c.  Masing – masing jenis pakan di peroleh dari :
          Bikin sendiri, kebun sendiri dan beli.
     d.  Berapa frekuensi pemberian pakan per hari :
          Pagi, siang, sore
     e.  Adakah pemberian feed additive yang lain : -
     f.  Apakah ternak di beri di beri garam dapur :
          Dicampur dengan konsentrat 1 %
     g.  Adakah kesulitan dalam pengadaan pakan dan apabila ada, bagaimana solusinya :
          Musim kemarau kesulitan mendapatkan hijuan dan jerami dan solusinya menimbun.
     h.  Berapa litter air minum yang di berikan per hari dan dari mana air minum di peroleh :
          Dari sumur dan di berikan 10 litter per hari.
3.  Perkandangn
     a.  Berapa jumlah kandang yang ada dan berapa ukuran masing – masing :
          3500 m2 untuk lahan, 3500 m2 untuk kandang, panjang 30 m, lebar 8 m, dan 2 m untuk PO sedangkan 2 m untuk 1 simental.
     b.  Bahan yang digunakan dalam pembutan kandang :
          Asbes, semen, kayu, bamboo.
     c.  Jelaskan tipe atap kandang yang digunkan, penempatan ternak dalam kandang, jarak antar kandang dan kemiringan kandang :
          Head to head, kemiringan lantai 2.4o yang terpenting air mengalir, tipe atap Globe roof.
     d.  Berapa frekuensi pembersihan kandang per hari dan jam berapa saja?:
          2 kali pagi dan sore dan jam 07.00 dan 16.00.
     e.  Adakah fasilitas – fasilitas selain kandang : Gudang pakan, pengolahan limbah, gudang silase.
     f.  Gambarkan denah penempatan kandang dan fasilitas yang dimiliki :
4.  Pengendalian Penyakit Dan Pengolahan Limbah
     a.  Penyakita apa saja yang umum menyerang ternak :
          Kembung.
     b.  Bagaimanakah caranya apabila ternak terserang penyakit seperti diatas :
          Diberi minya gandapura ( di olesi di bagian perut dan telinga ).
     c.  Bagaimana upaya pencegahan terhadap kemungkinan munculnya penyakit :
          Menjaga kebersihan kandang.
     d.  Adakah kegiatan vaksinasi dilakukan secara rutin? Apabila dilakukan vaksinasi apa saja yang dilakukan :
          Suntik Vitamin, Obat cacing, Kopok gajah ( penambah nafsu makan ).
     e.  Untuk Pengendalian limbah kotoran, tindakan apa saja yang dilakukan :
          Dibeli oleh orang untuk dibuat pupuk.
     f.  Jelasakan cara pengolahan limbah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi dan menjamin kebersihan peternakan :
          Dijual ke Orang.
    

III. PEMBAHASAN

A.                Pemilihan Bibit
Pemilihan sapi sebagai calon bibit pengganti ataupun calon penggemukan sering dirasa sulit. Sebab, pada saat peternak itu melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta kriteria dasar. Kriteria dasar tersebut meliputi bangsa dan sifat genetis, bentuk luar serta kesehatan. Setiap bangsa sapi memiliki sifat genetis yang berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai daging ataupun kemampuan dalam beradaptasi terhadap lingkungan. Secara teoritis peternak sapi potong pasti memilih bangsa sapi tipe potong jenis unggul yang sudah populer seperti hereford, aberdeen angus, beef master, charolais dan sebagainya karena persentase hasil karkas sapi-sapi tersebut lebih dari 60%, sedangkan jenis lokal kurang dari 60%. Namun, bila peternak memandang iklim setempat di rasa tidak menunjang mereka pasti akan menernakan sapi-sapi potong jenis lokal seperti sapi bali, madura, dan ongole walaupun sapi-sapi itu persentase karkasnya kurang dari 60% sebab sapi lokal adaptasinya terhadap iklim dan pakan yang sederhana cukup bagus. Berdasarkan hasil praktikum pemilihan bibit yaitu dilihat dari lurus dan kokoh, warna merah putihnya harus jelas untuk sapi simental. Itulah sebabnya peternak selalu memperhtikan ciri-ciri atau bentuk luar sapi potong yang diuraikan sebagai berikut:
1.    Pejantan, Seleksi menyangkut kesehatanfisik, kualitas semen dan kapasitas servis. Pada betina Seleksi menyangkut kondisi fisik dan kesehatan, kemiringan vulva tidak terlalu keatas,
2.    Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung jumlah makanan yang banyak.
3.    Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan bagian depan, tengah, dan belakang serasi, garis badan atas dan bawah sejajar .
4.    Paha sampai pergelangan penuh berisi daging.
5.    Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan
6.    Kaki besar, pendek, dan kokoh
7.    Mata bersinar, tidak terdapat kondisi patologik
8.    Baik dalam reproduksi
9.    Gerak lincah, riang dan kuat
10.                        Sikap berdiri tegak. Kuat dan semua bagian tubuh didukung oleh keempat kaki, dengan teracak yang rata
B.                 Perkandangan
Kandang sebagai tempat tinggal sapi sepanjang waktu harus diperhatikan oleh peternak. Didalam hal ini peternak harus sadar bahwa kehidupan ternak sapi sepenuhnya berada di bawah pengawasan manusia. Perlindungan terhadap lingkungan yang mereka hadapi seperti terik matahari, hujan, angin kencang, dan sebagainya yang menimpa menjadi pemikiran peternak. Oleh karena itu bangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman, sesuai dengan tuntutan hidup mereka. Jadi bangunan kandang diupayakan pertama-tama untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang merugikan, baik terhadap sengatan terik matahari, kedinginan, kehujanan, dan tiupan angin kencang.
Kontruksi kandang harus kuat mudah dibersihkan, bersirkulasi udara baik. Selain itu ternak terlindung dari pengaruh lingkungan yang merugikan. Oleh karena itu, sehubungan dengan kontrukssi ini yang perlu mendapat perhatian terutama mengenai arah kandang, ventilasi, atap dinding dan lantai. Sedapat mungkin bangunan kandang tunggal dibangung menghadap ke timur dan kandang ganda membujur ke arah utara selatan. Sehingga hal ini memungkinkan sinar pagi bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa. Berdasarkan hasil praktikum model yang digunakan adalah head to head. Apabila jumlah sapi yang akan dipelihara mencapai 10 ekor maka akan lebih baik apabila menggunakan model kandang tunggal. Tipe atap adalah Goble roof.
Penempatan bangunan kandang sapi jangan sembarangan. Kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor penunjang yang sekiranya menguntungkan dalam pengembangan lebih lanjut. Faktor itu terutama adalah faktor ekonomis dan faktor higienis kandang. Bangunan kandang yang baik adalah kandang yang terletak disuatu daerah atau tempat yang dekat dengan sumber air. Sebab usaha peternakan  Letak kandang terpisah dari rumah dan jaraknya cukup jauh Lantai dari semen/tanah yang dipadatkan, dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya.  Drainase di dalam dan luar kandang harus baik.. Ukuran kandang  Sapi betina dewasa 1,5 X 2 m/ekor, Sapi jantan dewasa 1,8 X 2 m/ekor, Anak sapi 1,5 X 2 m/ekor.
           
C.                 Pakan
Pakan merupakan salah satu unsur penting yang menunjang kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi ternak. Tujuan utama pemberian pakan adalah menjamin pertambahan bobot badan selama pertumbuhan serta menjamin produksi yang paling ekonomis. Salah satu tuntutan kebutuhan hidup sapi yang utama adalah kebutuhan pakan, disamping kebutuhan linkungan hidup dan sebagainya. Maksud pemberian pakan kepada ternak sapi adalah untuk perawatan tubuh atau kebutuhan pokok hidup dan keperluan berproduksi. Tujuan pemberian pakan ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu makanan perawatan, untuk mempertahankan hidup dan kesehatan dan makanan produksi untuk pertumbuhan dan pertambahan berat. Jumlah pakan yang diperlukan hewan tergantung pada kondisi lingkungan, baik untuk kebutuhan pokok hidup (perawatan) ataupun berproduksi. Pada sapi tropis membuthkan pakan perawatan relatif lebih sedikit dari dari pada subtropis. Sapi yang hidup didaerah sedang penggunaan energi untuk pemanasan tubuh akan lebih tingggi.
Limbah pertanan juga bisa digunakan sebagai pakan, akan tetapi limbah pertanian memiliki kekurangan yaitu kandungan serat kasarnya tinggi, nilai gizinya rendah sehingga palatabilitas/ kesukaan dari ternaknya juga rendah. Pakan yang diberikan pada sapi saat praktikum yaitu berupa jerami padi fermentasi, ampas tahu, rumput gajah, konsentrat dan hijauan. Manfaat pakan penguat diberikan kepada ternak sapi adalah untuk meningkatkan dan memperkaya gizi ransum yang hanya terdiri dari hijauan bergizi rendah. Pakan penguat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur, hasil ikutan dari pertanian seperti dedak, katul bungkil kelapa, tetes, dan berbagai umbi. Pakan penguat ssangat perlu diberikan kepada ternak yang sedang tumbuh ataupun ternak yang sedang dipekerjakan. Fungsi pakan penguat ini adalah meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah.
Hijauan, termasuk rumput mengambil peranan penting sebagai pakan ternak ruminansia, namun hal itu lebih menunjang apabila hijauan trrsebut bermutu baik. Rumput mengandung zat gizi yang diperlukan bagi ternak seperti air, protein, lemak, serat kasar, mineral dan vitamin.  Semuanya dapat diberikan dalam dua macam bentuk, yakni hijauan segar dan kering. Bahan pakan berupa rumput bisa dibedakan atas rumput lapangan (liar) dan rumput pertanian. Rumput pertanian sengaja diusahakan dan dikembangkan untuk persediaan pakan ternak. Sehingga rumput ini disebut rumput jenis  unggul . rumput atau hijauan jenis unggul ini bisa dibedakan lagi antara rumput potongan dan rumput gembala. Pakan tambahan bagi ternak sapi biasanya berupa vitamin, mineral, dan urea atau UMB. Pakan tambahan ini dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif, yang hidupnya berada dikandang secara terus-menerus. Banyaknya air yang diperlukan oleh ternak sapi sebagai air minum dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain adalah umur ternak dan cara pemeliharaan.
  1. Pengendalian Penyakit
Pedet berumur 3 minggu umumnya sangat peka terhadap infeksi penyakit, terutama terhadap penyakit scours, pneumonia, dan infeksi tali pusar. Scours (diare) diakibatkan oleh pemberian pakan yang tidak benar dan perawatan yang jelek. Pneumonia merupakan infeksi paru-paru akibat udara sekitar sangat lmbap, kedinginan, dan sebagainya. Sedangkan tali pusar diakibatkan oleh kurang higienisnya kita sewaktu pemotongan. Tindakan pencegahan dengan cara sebagai berikut: semua peralatan kandang, tempat makan, dan alat minum harus bersih. Air minum dalam keadaan bersih. Kandang dalam keadaan bersih dan terang, peredaran udara besar cukup lancar, ruangan dalam keadaan segar dan tidak terlalu panas, tetapi hangat. Lantai kandang pedet dijaga sellu bersih, diberi jerami kering sebagai tilam yang setiap saat bisa dibersihkan secara rutin.
Pada sapi muda dan dewasa, upaya pengendalian penyakit dengan berbagai cara, seperti tindakan higiene, vaksinasi serta pengobatan parasit dalam dan luar.
1.      Tindakan Higiene
Mengupayakan dalam kebersihan kandang seperti lantai yang bersih dan kering, drainase sekitar bangunan kandang yang baik, pengapuran dinding kandang yang teratur, pengaturan ventilasi kandang yang sempurna dan usaha-usaha yang akan mampu membentengi dari serangan berbagai jenis infeksi penyakit.
2.      Vaksinasi dan Program Testing
Program vaksinasi merupakan usaha untuk menciptakan kekebalan tubuh. Vaksinasi penting yang harus dilakukan oleh setiap peternak sapi potong antara lain vaksinasi untuk pencegahan terhadap penyakit brucellossis dan anthrax. Disamping itu juga perlu ada program testing terhadap penyakit tertentu seperti TBC dan brucellosis.
3.      Pengobatan Cacing
Cacing merupakan salah satu penyakit dalam tubuh yang sangat merugikan, baik parasit yang bersarang di usus maupun di hati. Oleh karena itu, agar sapi selalu terhindar dari parasit cacing, kita harus melakukan pemberantasan cacing secara rutin, yaitu 4 bulan sekali dengan dosis sesuai anjuran.
4.      Pemberantasan Kutu
Parasit ini menghisap darah hewan yang dihinggapinya sehingga hewan yang bersangkutan merasa terganggu terus-menerus akibat gatal dan sebagainya. Oleh karena itu, di samping harus menjaga kebersihan kulit sapi dengan cara memandikan sapi setiap hari, peternak harus memberantas atau mengobati sapi yang berkutu.
IV. KESIMPULAN
            Dalam pemeliharaan ternak sapi potong terdapat faktor – faktor yang penting untuk diperhatikan salah satunya adalah segitiga produksi dimana terdapat breeding, feeding dan management. Breeding berarti bibit sehingga dalam pemeliharaan sapi potong, bibit yang kita peroleh harus bagus, tidak cacat, tidak sakit, dan data tetuanya jelas ( terdapat recording ). Feeding merupakan pakan yang diberi untuk dikonsumsi oleh ternak sapi potong itu. Pakan yang diberi harus memenuhi secara kuantitas dan kualitas atau ketersediaan nutrient yang dibutuhkan oleh ternak sapi potong terpenuhi dan ketercukupi. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam pemeliharaan sapi potong adalah manajemen dimana manajemen ini terdiri dari manajemen kandang, menajemen kesehatan, dan manajemen pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA
Setyaningrum, A, dkk. 2003. Manajemen Ternak Potong. Unsoed : Purwokerto
Sudarmono, A. S. dan Y. Bambang Sugeng. 2008.  Sapi Potong. Penebar Suadaya : Jakarta

3 komentar: