02 Juli 2015

MODUL I PENILAIAN KONDISI TUBUH DAN PENDUGAAN BOBOT BADAN


I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging. 
Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).
Penafsiran berat badan sangat penting dilakukan oleh para pemilik ternak untuk mengetahui bobot tubuh ternak. Cara ini merupakan cara lain untuk mengetahui berat badan ternak selain penimbangan berat badan. Apabila setiap kali harus selalu dilakukan penimbangan, hal ini dirasa kurang praktis di samping timbangan itu jumlahnya terbatas.
     Selain itu penafsiran berat badan dapat pula dilakukan dengan pengamatan visual yaitu memperkirakan berat badan ternak yang diamati. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan DWT (Daily  Cow Weighting Tape) yaitu dengan melingkarkan DWT pada sternum 3-4 dan angka yang ditunjuk pada pita ukur itu menunjukkan berat badan ternak. Cara penafsiran yang merupakan cara untuk mengetahui berat badan ternak adalah penimbangan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan ternak / neraca. Besar atau kecil, stationer atau portabel, timbangan merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam tehnik-tehnik pengukuran, (Blakely and Bade, 1998).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja  ini adalah memperoleh informasi tentang penentuan kondisi tubuh ternak dengan menduga bobot badan ternak.
            Adapun kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui pendugaan bobot badan dan penilaian kondisi tubuh ternak (Body condition scor) serta dapat mengaplikasikannya, di lingkungan masyarakat.














II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penilaian Kondisi Tubuh
Penilaian ternak perlu dilakukan untuk menilai seekor ternak yang memiliki kapasitas berreproduksi dan produksi serta tingkat kesehatan yang normal sesuai dengan bangsa ternak dan daya beradaptasi pada suatu lingkungan tertentu. Didalam praktek ilmu tilik ternak digunakan untuk memilih seekor ternak untuk tujuan tertentu seperti tipe potong/kerja/daging, tipe perah, dan tipe dwiguna.
Penentuan kualitas atau kondisi dari suatu ternak harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
1.    Konstitusi tubuh
Konstitusi tubuh merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. Letak bagian tersebut dibandingkan dengan bentuk yang umum, serta dibandingkan hubungannya dengan bagian lain.
2.    Temperamen
Temperamen adalah sikap atau tingkah laku alami dari seekor ternak, sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada atau tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak. Perbedaan temperamen dapat menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal.
3.    Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh yaitu keadaan sehat atau tidaknya, gemuk atau kurusnya, cacat tubuh atau tidaknya suatu ternak baik cacat genetik maupun cacat yang bersifat mekanik. Kondisi ternak sangat berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal.



2.2 Pendugaan Bobot Badan
Ukuran-ukuran tubuh mempunyai korelasi (hubungan) yang cukup erat dengan bobot badan. Rumus penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh bertolak dari anggapan bahwa tubuh ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang digunakan untuk menduga bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar dada. Rumus yang telah dikenal adalah rumus Schoorl yang mengemukakan  pendugaan bobot ternak sapi berdasarkan lingkar dada sebagai berikut :
Bobot badan (kg) =   (lingkar dada (cm) + 22)2
                                                100
Rumus lain diturunkan oleh Winter yang telah menggunakan lingkar dada dan panjang badan dalam pendugaannya. Rumus itu sebagai berikut :
Bobot badan (lbs) =  Lingkar dada (inchi)2 x Panjang badan (inchi)
                                                     300
Rumus Denmark yang menggunakan lingkar dada dalam satuan cm. rumus itu sebagai berikut :
Bobot badan (kg) = (Lingkar dada (cm) + 18)2
                                                100
Rumus winter yang telah diubah oleh Arjodarmoko yaitu sebagai berikut :
Bobot badan (kg) = [Lingkar dada (cm)]2 x Panjang badan (cm)
                                                            104
Metode visual adalah suatu metode yang digunakan untuk menafsir berat badan dengan melihat, mengamati keadaan sapi dengan baik, kemudian kita menafsir berat sapi tersebut. Metode ini perlu kejelian dan latihan yang banyak supaya taksirannya hampIr mendekati benar. Dan juga metode ini banyak dipakai oleh para pedagang hewan (Buffran,1986)




III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang Penilaian Kondisi Tubuh (body condiyion Scoring )  pada ternak sapi  yaitu bertempat UD. Mas Joko, di Desa Kalukubula.
                Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja    dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan   
Bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang penilaian kondisi tubuh ternak dan pendugaan bobot badan yaitu ternak sapi jenis PO.
Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang penilaian kondisi tubuh ternak dan pendugaan bobot badan yaitu alat tulis, pita ukur, dan tongkat ukur.
3.3 Cara Kerja
            Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja tentang Pendugaan Bobot Badan pada sapi PO yaitu :
mengukuran lingkar dada, Lingkarkan pita ukur pada posisi di belakang tonjolan pundak sapi di bagian atas dan belakang kaki depan, kemudian catat yang diperoleh.
Mengukur panjang badan, Panjang badan diukur secara lurus dengan tongkat ukur dari ujung sendi haluan ( bagian depan bahu )samapi ke tonjolan tulang duduk, kemudian catat hasil yang di peroleh. Mengukur tinggi pundak, Tinggi punduduk diukur lurus dengan tongkat ukur dari titik tertinggi pundak, tegak lurus sampai ditanah, kemudian catat hasil yang diperoleh.


IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
1.      Hasil penilaian kondisi tubuh sapi adalah condition score 2 yaitu : tulang punggung kelihatan, pinggul dan tulang bahu kelihatan, tulang rusuk yang kelihatan sedikit, daerah pangkal ekor yang tampak tidak terlalu dalam, rangka tubuh tidak terlalu tampak.
2.      Hasil pengukuran tubuh ternak yaitu :  lingkar dada = 120 cm, panjang badan = 128 cm, tinggi pundak = 124 cm, lebar dada = 42 cm, lebar pinggul = 47 cm.
3.      Hasil pendugaan bobot badan berdasarkan perhitungan yaitu :
Ø Menurut schoorl
Bobot badan (kg) =   (lingkar dada (cm) + 22)2
                                          100
= (120 + 22)2 = 207,3 kg
100
Ø Menurut Denmark
Bobot badan (kg) = (Lingkar dada (cm) + 18)2
                                                                100
= (120 + 18)2 = 190,4 kg
                                                       100
Ø Menurut winter
 Bobot badan (lbs) =  Lingkar dada (inchi)2 x Panjang badan (inchi)
                                                                                    300
= (120 + 18)2 = 190,4 kg
                                                       100
Ø Menurut Arjodarmoko
Bobot badan (kg) = [Lingkar dada (cm)]2 x Panjang badan (cm)
                                                        104
= (120)2 x 128 = 184,3 kg
                                                       104


4.2 Pembahasan
Body condition produksi mempengaruhi produksi, reproduksi, dan kesehatan. Ternak yang mempunyai kondisi tubuh sangat jelek ( sangat kurus ) dan atau sangat gemuk dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, kelebihan nutrisi, masalah kesehatan dan atau management yang tidak tepat.
Mengevaluasi kondisi tubuh ternak secara teratur dapat menghindarkan atau membantu mengatasi kondisi tubuh yang ekstrim ( tidak normal ), dan meningkatkan produktifitas dan probabilitas. Menskoring kondisi tubuh heirfers juga direkomendasikan untuk membantu mengidentifikasi pemberian pakan dan problem-problem manajement. Cara terbaik memonitor perubahan-perubahan kondisi tubuh selama laktasi dan sepanjang periode pertumbuhan adalah melakukan scoring tubuh induk dan heirfers secara teratur. Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk.
Dari hasil yang kami lakukan tentang penilaian kondisi tubuh ternak sapi PO,
Memiliki condition scor 2, dengan  tulang punggung kelihatan, pinggul dan tulang bahu kelihatan, tulang rusuk yang kelihatan sedikit, daerah pangkal ekor yang tampak tidak terlalu dalam, rangka tubuh tidak terlalu tampak. Kondisi ini menampilkan kondisi tubuh ternak dikategorikan kedalam ternak yang memiilki karkas rendah dan perlemakan yang kurang dengan bagian tulang bahu yang kelihatan dan tulang rusuk yang kelihatan sedikit hal ini disebabkan kurangnya manajement pakan yang teratur secara baik dengan pemberian jenis – jenis bahan pakan yang memiliki kandungan nutrient cukup, penilaian kondisi tubuh perlu dilakukan karena pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ternak potong secara visual atau pengamatan secara langsung. ), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging. 
            Bobot badan merupakan hal yang penting berkaitan dalam menghitung jumlah pakan ternak. Berat badan sapi dapat diketahui secara pasti dengan melakukan penimbangan. Akan tetapi, timbangan ternak tidak selalu dapat tersedia, oleh karena itu dapat dilakukan penaksiran atau melakukan pengukuran dihitung menggunakan rumus  Schoorl, Denmark, Winter, dan Armojoko
            Namun bobot badan ternak dapat diduga dengan mengukur tubuh ternak, ukuran – ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan, dalam dada, serta tinggi dan kebar kemudi. Akan tetapi yang paling sering digunakan yaitu lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak. Ukuran-ukuran tubuh memlpunyai kofrelasi yang cukup erat dengan bobot badan.
            Dari hasil pengukuran dan perhitungan pendugaan bobot badan ternak dengan menggunakan rumus-rumus penduga bobot badan, maka diperoleh hasil pendugaan bobot badan menurut schoorl bobot badan 207 kg, pendugaan bobot badan menurut Denmark 190 kg, pendugaan bobot badan menurut winter  kg, dan pendugaan bobot badan menurut Armojoko 184 kg. setelah bobot badan ditaksir maka peternak dapat mengetahui kebutuhan pakan sapi, mulai dari pemberian pakan hiajaun atau dengan memberikan pakan penguat berupa konsentrat untuk meningkatkan bobot badan ternak, pemberian pakan yang diberikan dengan jumlah cukup atau lebih sesuai dengan kebutuhan ternak dalam penggemukan.  
Setelah berat badan sapi diketahui/ditaksir, kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan pakan sapi. Kebutuhan pakan ternak sapi berdasarkan estimasi intake/kebutuhan bahan kering (BK) adalah 2,5 – 3 % berat badan.






V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Penilaian kondisi tubuh ternak sapi yang diamati adalah condition score 2, dimana tulang punggung kelihatan, pinggul dan tulang bahu kelihatan, tulang rusuk yang kelihatan sedikit, daerah pangkal ekor yang tampak tidak terlalu dalam, rangka tubuh tidak terlalu tampak.
2.      Pendugaan bobot badan ternak dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rumus yaitu: rumus Schoorl dengan nilai 207 kg, rumus Denmark dengan nilai 190 kg, rumus winter dengan nilai, dan rumus Arjodarmoko dengan nilai 184 kg.
3.      Dari hasil penilaian kondisi tubuh dan pendugaan bobot badan kita dapat mengetahui kebutuhan pakan ternak dengan bobot badan yang berbeda-beda.
5.2 Saran
                Setelah melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar memperoleh hasil yang maksimal.








MODUL 2
PEMBERIAN PAKAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel tubuh baru dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K dan juga sebagai sumber energi.
Pada sapi yang digemukkan secara setengah intensif ( kereman ) dan full intensif ( dry lot fattening ) lapisan lemak dapat menyelimuti serabut otot sehingga tekstur daging otot menjadi lembut ( kualitas terbaik ).Mineral diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat serta mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan.. Vitamin berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan kondisi kesehatan.
Dalam hal ketersediaan pakan di pedesaan, jerami adalah sumber pakan yang paling banyak di jumpai, sehingga fokus kita adalah pada jerami tersebut. Akan tetapi jerami adalah sumber pakan yang berkualitas rendah, ini dapat dilihat kandungan yang terdapat didalamnya yaitu protein 4,5 – 5,5 % – lemak 1,4 – 1,7% – serat kasar 31,5 – 46,5 % – Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg lainnya menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana protein 8,4 –11,4 % – lemak 1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya cerna 52 %, dari perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan sangat sulit dicerna disamping kandungan protein dan lemak yang sedikit.
Pakan sangat penting untuk diperhatikan , karena pakan sangat besar pengaruhnyaterhadap pertambahan bobot badan sapi. Pakan diperlukan untuk hidup pokok, pertumbuhan , reproduksi, dan produksi daging. Zat gizi utama yang dibutuhkan sapi potong adalah protein dan energi ( Tillman et al, 1998 ).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja  ini adalah memperoleh informasi tentang pemberian pakan ternak potong.
            Adapun kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui kebutuhan pakan dan cara pemberian pakan pada ternak sapi yang digemukan serta dapat mengaplikasikannya, di lingkungan masyarakat.














II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kegunaan Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Manajemen pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak. Pakan yang diberikan pada ternak berguna untuk mempertahankan hidup pokok yang antara lain dipergunakan untuk mempertahankan suhu, energy untuk kondisi normal, protein serta mineral untuk pergantian jaringan tubuh yang aus.
Pakan juga digunakan utuk berproduksi yang meliputi pertumbuhan, produksi susu dan tenaga kerja, serta bereproduksi (kawin, bunting, beranak, dan menyusui)
Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan ransum dapat mencapai 60 – 70 % dari seluruh biaya operasional bahkan dapat lebih besar, tergantung dari efisiensi penyusunannya.
2.2 Jenis dan Macam Bahan Pakan
Bahan pakan ternak terdiri atas :
a.  Hijauan : rumput (lapangan, gajah, raja, kolonjono), legume/kacang-kacangan(turi, lamtoro, kaliandra, gliricideae), daun-daunan/ramban dan limbah pertanian (jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, pucuk tebu). Hijauan awetan, silase, hay.
b.  Konsentrat : berupa campuran bahan pakan. Sumber tenaga : dedak, bekatul, tetes, onggok, kelapa pohon, gaplek, dan lain sebagainya. Sumber protein : bungkil kelapa, kleci, bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, bungkil biji kapuk, dan lain sebagainya.
c.  Limbah industry : ampas tahu, ampas bir, onggok, bungkil kelapa, bungkil kapuk, dan lain sebagainya.
d.  Pakan tambahan : vitamin, mineral, kapur, garam, kalsit, molases/testes, probiotik (bioplus, biofad, starbio), dan lain sebagainya. 
Konsentrat yang baik adalah dalam bentuk kering, dan apalagi digenggam dan kemudian dilepaskan, tidak menggumpal. Penggunaan pakan (missal : ampas tahu, ampas ketela) dalam keadaan basah dapat dilakukan, namun harus segera dimakan habis, sehingga tidak terjadi pembusukan yang dapat mengganggu kesehatan ternak.
2.3 Cara Pemberian Pakan
a. Pemberian dapat dilakukan 2 -3 kali sehari (pagi, siang, sore).
b. Air minum harus tersedia dan diganti setiap hari.
c. Pemeberian konsentrat dapat dilakukan secara kering ataupun basah (komboran).
d. Pada usaha sapi penggemukan (fattening),
pemberian pakan adalah: 2,5% - 3% berat badan (BK basis).
Imbangan rumput : konsentrat = 20% : 80% atau 30% : 70%.
e. Pada tahap adaptasi pakan sapi (penggemukan), konsentrat diberikan secara bertahap :
- 3 hari pertama  : 20% konsentrat : 80% hijauan
- Hari ke-4 hingga ke-7 : 40% konsentrat : 60% hijauan
- Hari ke 8 hingga 14 : 60% konsentrat : 40% hijauan
- Setelah hari ke-14 : 80% konsentrat : 20% hijauan
f.  Pemberian rumput : kalau masih basah sebaiknya diangi-anginkan dahulu, dipotong-potong kurang lebih 10 cm, pemebrian rumput setelah konsentrat.





III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang Pemberian Pakan  pada ternak sapi  yaitu bertempat UD. Mas Joko, di Desa Kalukubula.
                Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja    dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan   
Bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang pemberian pakan yaitu ternak sapi jenis PO serta pakan rumput gajah.
Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang pemberian pakan yaitu alat potong.
3.3 Cara Kerja
            Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja tentang Pemberian pakan pada sapi PO yaitu, memotong pakan dan memberikan pada ternak.










IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Cara pemberian pakan pada usaha penggemukan sapi UD.Mas Joko, pemberian pakan dilakukan secara terbatas satu kali dalam sehari, pada pagi hari sapi digembalakan mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, pada malam hari ternak diberikan hijauan rmput gajah dan batang jagung, serta pakan tambahan berupa dedak padi, dengan bobot badan ± 200 kg.
4.2 Pembahasan
Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Manajemen pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak. Pakan yang diberikan pada ternak berguna untuk mempertahankan hidup pokok yang antara lain dipergunakan untuk mempertahankan suhu, energy untuk kondisi normal, protein serta mineral untuk pergantian jaringan tubuh yang aus.
Dari hasil pengamatan pemberian pakan yang diberikan pada ternak sapi yang digemukan dengan bobot badan ± 200 kg pada UD. Mas Joko dilakukan dengan penggembalaan ternak dan pemberian pakan hijauan pada malam hari berupa Rumput gajah dan batang jagung serta pakan tambahan berupa dedak padi, pengaturan presentase bahan pakan yang diberikan yaitu, 25 % terisi dari penggembalaan, 25 % terisi HMT yang diberikan pada malam hari dan 50 % terisi air.
Sitem pemeliharaan ternak pada UD. Mas Joko dilakukan secara semi intensif pada pagi sampai sore hari ternak digembalakan, dan pada malam hari ternak diberikan pakan hijauan, cara ini dilakukan karena UD. Mas Joko menerapkan sistem drylot Fattening dengan memanfaatkan lahan gembala untuk memenuhi kebutuhan pakan dalam proses penggemukan dari memberikan hijauan pakan pada malam hari, hal ini dilakukan untuk memanfaatkan lahan disekitar areal pemeliharaan ternak.
Selain kita tahu kebutuhan ternak, kemungkinan kita menentukan bahan pakan yang akan digunakan dengan memperhatikan faktor-faktor ketersediaan, kandungan nutrient, bahan pakan diusahakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia (misalnya sisa hasil pertania), harga, kemudahan dalam pemberian, dan lain-lain. Cara pemberian : meliputi waktu dan frekuensi pemberian, bentuk pakan (segar/kering/pellet/silase/hay). Evaluasi : meliputi konsumsi pakan, konversi pakan, harga, fee cost/gain.
Pengertian tentang pakan:Pakan hijauan, merupakan bahan pakan sumber serat yang mengandung serat kasar lebihdari 20 % , dan memepunyai energi serta kecernaan yang rendah Sebagai contoh pakan hijauan antara lain : rumput unggul, runput lapang, jerami padi dan jagung, daun pucuk tebu dan lain-lain.Pakan konsentrat, dibedakan menjadi pakan konsentrat sumber energi, adalah bahan pakan dengan kandungan serat kurang dari 20 % dan kandungan rnrgi lebih dari2.250kkalori/ kg. Contoh pakan dalam kelompok ini antara lain : ubi jalar, ketela pohon, pati , teyes, dedak , bisa dedak padi, jagung,dll. Sedang pakan konsentrat yang satunyadigolongkan kedalam pakan konsentrat yang mengandung protein kasar lebih dari 20 % .Contoh pakan yang masuk dalam kelompok ini adalah : ampas tahu, bungkil kedele,ampas bir dan daun kacang-kacangan.Secara umu pakan sapi terdiri dari hijauan antara lain berasal dari rumputlapangan , rumput unggul, limbah pertanian , leguminosa dan hijauan lain.
Permasalahan yang dihadapi peternak adalah pakan hijauan di wilayah Indonesia pada umumnyakurang baik sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak perlu tambahan pakankonsentrat. Oleh karena itu penggemukan sapi yang hanya diberi pakan hijauan sajatanpa ditambah pakan konsentrat tidak mungkin pertambahan bobot badan bisa maksimalseperti yang petani harapkan.Sebagai contoh ternak sapi putih ( PO ) dara yang mendapat pakan ruput lapang dan jerami padi bobot badan yang dicapai berkisar 0,24kg/ekor/hari dibandingkan sapi potong yang mendapat pakan rumput lapang dan jeramidengan ditanbahn konsentrat bobot badan yang dicapai 0,65 kg/ekor/hari ( Subiharta, etal, 2005 ) .


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
2.      Sistem pemberian pakan yang dilakukan dalam usaha penggemukan UD. Mas Joko dilakukan secara terbatas, dimana ternak digembalakan dari pagi hingga sore hari dan diberikan pakan hijauan pada malam hari.
5.2 Saran
                Setelah melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar memperoleh hasil yang maksimal.








MODUL 3
PENGGEMUKAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi potong dengan cara mengandangkansecara terus menerus selama waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan bobot badandan diperoleh dagingyang baik sebelum di potong. Ada 3 hal penting yang harusdiperhatikan dalam usaha peternakan termasuk dalam penggemukan yaitu :bibit ( bakalan), pakan dan manajemen pemelihan .Ketiga factor tersebut saling berkaitan dan harussemua di perhatikan.
Bibit merupakan bagian awal dari usaha penggemukan , oleh karena itu penting untuk diperhatikan pemilihan bibit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan sapi bakalan atau bibit yaitu : Pilih sapi bakalan yang kurus tetapi sehat,dan tidak cacat; Pemilihan bangsa sesuaikan dengan permintaan pasar; Pilih sapi jantan, karena sapi jantan pertambahan bobot badan jauh lebihtinggi dibanding sapi betina. Disamping itu pemoyongan sapi betina dilarang oleh Undang-Undang Peternakan.
Pakan yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel tubuh baru dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K dan juga sebagai sumber energi.
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan kandang. Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah : Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari, Mempermudah perawatan dan pemantauan, Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.


1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja  ini adalah memperoleh informasi tentang cara dan metode penggemukan ternak potong.
            Adapun kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui tata laksana penggemukan dan manajemen pemberian pakan pada ternak sapi yang digemukan serta dapat mengaplikasikannya, di lingkungan masyarakat.
















II.TINJAUAN PUSTAKA
Usaha pengemukan sapi potong merupakan salah satu usaha untuk mempercepat dan meningkatkan produksi, karena dengan usaha ini diharapkan hasil pertambahan berat badan tinggi dan efisien dan menghasilkan kualitas karkas yang lebih baik (Dyer and O’Mary, 1997). Feedlot atau penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dalam kandang tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi yang optimal untuk mendapatkan kenaikan berat badan dan kesehatan sapi yang maksimal (Blakely dan Bade, 1991).
Dalam usaha feedlot ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap produksinya, antara lain pengadaan pakan baik hijauan maupun konsentrat, penanggulangan penyakit, penanganan selama pemeliharaan dan pemasarannya. Selain faktor tersebut, faktor genetik yang meliputi bangsa, umur, berat badan dan jenis kelamin dapat mempengaruhi produksi dan kualitas daging yang dihasilkan (Anonim, 1996). Ternak akan dapat tumbuh secara normal jika bahan pakan yang diberikan mengandung protein, energi, mineral dan vitamin sesuai dengan tujuan peternakan (Tillman et al., 1984).
Kebutuhan protein dan energi pada ternak ruminansia tergantung beberapa faktor, antara lain: berat hidup, pertambahan berat badan dan konsumsi pakan. Dengan meningkatnya berat hidup, kebutuhan protein untuk pertambahan berat badan juga meningkat, apabila kebutuhan protein yang ada pada ransum kurang mencukupi maka akan menyebabkan nafsu makan turun, pertumbuhan lambat, kesehatan terganggu dan terjadi penurunan bobot badannya.
Selain itu, dalam usaha penggemukan sapi potong diperlukan manajemen pakan yang baik, karena dengan pemberian pakan yang baik secara kualitas dan kuantitas maka ternak akan tumbuh dengan optimal, yang tentunya akan meningkatkan efisiensi pakan, sehingga biaya pakan pun akan lebih sedikit.
Dalam pemeliharaan penggemukan sapi, pakan sangat berpengaruh. Komposisi dari pakan harus diperhatikan. Pemberian pakan yang sangat mungkin diberikan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal adalah sebagai berikut :
1.      Pakan hijauan,yaitu bahan yang banyak mengandung serat kasar dengan nilai cerna yang rendah dan cukup protein seperti rumput gajah, rumput raja, benggala, satria, dan lain – lain. Jenis legume seperti gamal, acasia vilosa, turi serta dari jenis daun-daunan dan jerami. Pakan hijauan diberikan 10% dari berat badan perhari. Hijauan yang diberikan merupakan campuran antara rumput dan kacang- kacangan dengan perbandingan 2/3 bagian rumput dengan 1/3 kacang-kacangan, diberikan 2-3 kali sehari.
2.      Pakan Penguat ( Konsentrat). Pakan penguat adalah campuran bahan yang disusun sedemikian rupa.
Penggemukan pada sapi selama beberapa bulan sebelum dijual ke pasaran atau pedagang ternak, sekarang ini sudah umum dilakukan para peternak untuk meningkatkan kualitasnya sehingga harganyapun lebih tinggi. Usaha penggemukan sapi mendatangkan keuntungan ganda berupa keuntungan dari pertambahan bobot badan yang dicapai dalam proses penggemukan, lama penggemukan dan harga daging (Siregar, 2000). Untuk memperoleh pertambahan bobot badan yang cepat dan effisien menurut Reksodiprojo (1984) adalah dengan memperhatikan semua makanan yang diberikan sehingga untuk keberhasilan dalam usaha penggemukan sapi potong adalah dengan menjalankan Panca Usaha Ternak, yaitu meliputi: bibit, makanan, tata laksana, kandang dan kesehatan.









III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang penggemukan  pada ternak sapi  yaitu bertempat UD. Mas Joko, di Desa Kalukubula.
                Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja    dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan   
Bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang penggemukan yaitu ternak sapi jenis PO sebanyak 9 ekor serta pakan rumput gajah.
Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang penggemukan yaitu sarana dalam perkandangan dan peraalatan kebutuhan ternak lain seperti, tempat minum dan temapat pakan.
3.3 Cara Kerja
            Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja tentang Pemberian pakan pada sapi PO yaitu, memotong pakan dan memberikan pada ternak.








IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Cara pemberian pakan pada usaha penggemukan sapi UD.Mas Joko, pemberian pakan dilakukan secara terbatas satu kali dalam sehari, pada pagi hari sapi digembalakan mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, pada malam hari ternak diberikan hijauan rmput gajah dan batang jagung, serta pakan tambahan berupa dedak padi, dengan bobot badan ± 200 kg.
4.2 Pembahasan
Penggemukan Sapi Potong saat ini telah mengalami Kemajuan teknologi dalam budidaya ternak sapi Potong, pada zaman sekarang ini sudah berkembang pesat. Program penggemukan sapi potong  sangat mendukung dalam hal penyediaan kebutuhan konsumsi daging setiap tahun terus meningkat. Sehingga perlu dilestarikan untuk usaha penggemukan sapi Potong.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan usaha penggemukan sapi UD Mas Joko,dilakukan dengan  proses pemeliharaan sistem semi intensif dimana ternak digemabalakan pada waktu pagi sampai sore dan pada waktu malam hari ternak diberikan hijauan rumput gajah, batang jagung, dan pakan tambahan seperti dedak padi. Sistem pemberian pakan pada usaha penggemukan merupakan hal yang sangat menunjang performance ternak terutama tingkat konversi pakan yang diubah menjadi daging.
Usaha penggemukan sapi sangat ditunjang dengan keadaan sapi yang digemukan mulai dari bibit sampai dengan sapi dewasa yang siap dijual, bibit yang baik dengan manajement pakan yang baik  akan menunjang pertumbuhan ternak .
Usaha penggemukan sapi Potong sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam alternatif. Berbagai macam cara dan metode sudah dikembangkan dan dilakukan untuk penggemukan sapi Potong ini. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggemukan sapi potong ini antara lain : jenis sapi, pakan, faktor lingkungan dan alam. Dari hasil penelitian maupun pengalaman pribadi dari peternak sapi yang sudah mapan dalam arti sudah berhasil dalam usaha ini penggemukan sapi potong  ini, dapat disimpulkan bahwa bisa tepat atau bahkan gagal sama sekali untuk dilakukan.  Hal yang pasti perlu dipersiapkan untuk memulai usaha ini adalah informasi yang cukup luas dan kemampuan penerapannnya.

















V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Manajemen pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak.
2.      Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggemukan sapi potong ini antara lain : jenis sapi, pakan, faktor lingkungan dan alam.
3.      Dari hasil pengamatan usaha penggemukan UD Mas Joko, kondisi tubuh ternak rata-rata memiliki karkas yang rendah.
4.      Proses pemeliharaan ternak dilakukan denganm sistem semi intensif.
5.2 Saran
                Setelah melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar memperoleh hasil yang maksimal.









MODUL 4
PERKANDANGAN
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan sistem penempatan ternaknya maka kandang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu individu dan kelompok petak. Kandang individu adalah kandang yang hanya diisi satu ekor ternak pada setiap petak. Luas kandang/petak yang dibutuhkan pada sistem pemeliharaan ini adalah sebesar 3 m²/ekor. Pada kenyataannya sistem tambat daoat dismakan dengan sistem individu meskipun beberapa ternak dipelihara dalam kandang yang sama karena antarternak tidak dapat berinteraksi secara bebas. Dalam sistem ini panjang tali harus diatur sedemikian rupa sehingga antarternak tidak terjadi saling kait.
Kandang kelompok adalah kandang yang diisi oleh lebih dair satu ekor ternak pada setiap petak. Sapi yang dipelihara dengan sistem lepas dan berkelompok membutuhkan luasan kandang yang lebih fleksibel, yang penting sapi dapat makan dan tidur secara bersama-sama pada saat yang sama. Patokan yang digunakan untuk menentukan panjang tempat pakan adalah tergantung besar ukuran sapi yang dipelihara. Patokan yang digunakan untuk menentukan luas lantai kandang adalah luasan ternak ketika tidur sehingga sapi bisa tidur serentak. Sebaiknya sapi ditempatkan dalam kandang sesuai status reproduksi dan produksinya, misalnya induk bunting, induk menyusui bersama anaknya, induk kering (tidak bunting), anak lepas sapih, dara, jantan muda dan pejantan.
Bagian kandang yang juga harus diperhatikan adalah tempat pakan dan air minum. Tempat/bak pakan dapat dibuat dengan ukuran panjang 60 cm, pakan diperlukan untuk efisiensi dan efektifitas pakan yang diberikan. Biaya pakan akan membengkak jika pakan yang diberikan tidak habis dimakan ternak tetapi hanya berserakan di dalam maupun luar kandang. Tempat air minum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minum ternak dan menghindari tumpahnya air ke dalam kandang.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja  ini adalah memperoleh pengetahuan tentang bentuk dan persyratan lokasi untuk mendirikan kandang.
            Adapun kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui perlengkapan dalam perkandangan, kontruksi kandang yang baik untuk penggemukan ternak sapi serta dapat mengaplikasikannya di lingkungan masyarakat nantinya.















II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penentuan Lokasi
Lokasi kandang harus diperhitungkan baik secara makro (daerah) maupun mikro (area). Secara makro, lokasi kandang harus dekat dengan sumbuer sarana produksi atau tempat pemasaran, sesuai dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) daerah setempat, dan berada dalam lingkungan yang mendukung. Lingkungan dalam hal ini meliputi lingkungan social maupun alam (iklim). Secara mikro, kandang harus mudah dijangkau sarana tranportasi sehingga menghemat biaya dan terpisah dari pemukiman sehingga tidak mengganggu dan tergantung oleh lingkungan sekitar.
Kedekatan kandang dengan sumbuer sarana produksi (bibit/bakalan, pakan, air, dan obat) dan tempat pemasaran berkaitan erat dengan biaya produksi dan pemasaran. Kandang harus dibuat di tempat yang diijinkan oleh pemerintah sesuai dengan RUTRnya karena jika tidak, dapat dipastikan kelangsungan usahanya tidak akan terjamin.
Lingkungan social merupakan factor yang tidak boleh dilupakan. Hal ini berkaitan dengan besarnya biaya social yang harus dikeluarkan dan bahkan berkaitan dengan kelangsungan usaha. Jika kandang berada di dekat masyarakat yang tidak sehat (tidak aman) maka biaya social yang harus kita keluarkan akan sangat tinggi. Jika kandang berada di dekat masyarakat yang tidak menginginkan keberadaannya maka kelangsungan usaha kita akan terancam.
2.2 Tata Letak Kandang
Setelah lokasi ditentukan, peternak harus menentukan tata letak kandang. Hal pertama yang harus ditentukan dalam pembuatan tata letak adalah fasilitas apa saja yang akan dibuat, berapa kapasitasnya, serta bagaimana ukuran dan bentuknya. Letak kandang dapat digunakan secara efektif dan efisien. Efektif dalam arti fungsi-fungsinya dapat dioptimalkan dan pengelolaan farm mudah dilakukan. Efisien dalam arti tidak banyak lahan kosong di area peternakan yang tidak termanfaatkan.
2.3 Pembuatan kandang
Setelah tata letak ditentukan, peternak baru bisa memulai pembuatan kandang dan fasilitas lainnya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang meliputi ukuran, bahan, sistem penempatan, dan peralatan yang akan digunakan.
2.4 Bahan Pembuatan Kandang
Bahan pembuatan kandang bervariasi tergantung dari daerah atau lokasi tempat kandang. Di daerah tropis, dianjurkan kandang terbuka dari bahan-bahan yang tidak menyerap panas. Bahan-bahan untuk membuat kandang sebaiknya :
a. Tersedia di lokasi.
b. Harga terjangkau, bahan murah tetapi cukup kuat dan tahan lama.
c. Jangan menggunakan bahan mudah lapuk atau muda.
2.5 Atap Kandang
Atap kandang sebaiknya menggunakan bahan yang kuat, tidak menyerap panas dan harga bahanya terjangkau. Tinggi atap harus lebih tinggi dari manusia, terutama jika kandangnya lebar melebihi kemampuan tangan meraih bagian dalam kandang. Atap dapat terbuat dari berbagai macam bahan, seperti genting, daun alang-alang, daun rumbia, daun kelapa, asbes dan seng. Bahan mana yang dipilih tergantung dari segi ekonomis bahan, keawetan dan kenyamanan bagi ternak. Pemakaian seng dan asbes tidak dianjurkan, karena akan menaikkan susu udara suhu udara di dalam kandang, sehingga ternak akan merasa kehausan, nafsu makan turun dan ternak akan lebih banyak minum daripada makan. Genting merupakan salah satu bahan atap yang sering digunakan, karena harganya relatif murah, tahan lama dan tidak terlalu menyerap panas. Tinggi atap juga perlu diperhatikan, karena sangant berperan dalam pengaturan suhu di dalam kandang sehingga dapat mengurangi stress pada sapi. Untuk mendapatkan pertukaran udara yang baik, atap sebaiknya dengan ketinggian 3 m dengan sudut kemiringan sekitar 30º . Atap hendaknya dibuat dapat melindungi tempat pakan dari sinar matahari dan ujan.
2.6 Dinding Kandang
Dinding kandang harus dibuat sesuai dengan komoditas ternak yang akan dipelihara. Dinding kandang sebagai penahan angin secara langsung dan harus dibuat tidak mudah lepas dan harus kuat. Bahan dapat dari kayu, bamboo ata tembok.
2.7 Lantai Kandang
Lantai kandang harus dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya sehingga air hujan tidak dapat masuk ke kandang dan sistem pembuangan air (drainase) dari kandang dapat berjalan lancer. Agar lantai tidak becek, maka tanahnya harus dikeraskan ataupun diplester dengan semen. Jika diplester dengan semen, maka permukaan lantai harus dengan miring sehingga air (termasuk air kencing) dapat mengalir keluar kandang dan lantai lebih mudah dibersihkan. Lantai biasa bibuat dengan kemiringan 5 %, artinya permukaan lantai di bagian belakang dengan di depannya yang berjarak 100 cm akan mempunyai perbedaan 5 cm, permukaan lantai harus lebih tinggi dari tanah.
2.8 Perlengkapan Kandang
Perlengkapan kandang sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk memperoleh anak adalah : kandang beranak dan kandang karantina. Untuk sistem penggemukan. Perlengkapan yang diperlukan adalah : tempat untuk bongkar muat sapi, gang jepit, kandang paksa, lokasi timbangan sapi, gudang tempat pakan konsentrat.




III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang Perkandangan pada ternak sapi  yaitu bertempat di UD. Mas Joko,  Desa Kalukubula.
                Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja    dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan   
Bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang Perkandangan sapi potong yaitu ternak sapi jenis PO.
Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang Perkandangan yaitu alat untuk membersihkan kandang seperti sekop, cangkul, lori, sapu lidi, selang,
3.3 Cara Kerja
            Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja tentang Pembersihan kandang  sapi yaitu : mengangkat kotoran ternak pada pagi hari, membersihkan tempat pakan, lalu menyiram lantai kandang dan menyapu kotoran agar tidak menempel dilantai dan mengering, kemudian membersihkan saluran air kandang agar kotoran tidak menyumbat saluran air. 







IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Kandang peternakan penggemukan sapi UD Mas Joko dengan sistem ganda yang terdiri dari 10 plot kandang, yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum, tiap pagi setelah ternak dikeluarkan kandang dibersihkan dengan mengankat kotoran menyemprotkan air.
4.2  Pembahasan
Kandang, tempat pakan dan lingkungan dibersihkan setiap hari. Untuk penggemukan dengan jumlah sapi yang banyak, lantai kandang yang terutama lantai perlu dibersihkan setiap hari sehingga kesehatan ternak tetap terjaga terutama dari penyakit yang disesbabkan oleh parasit. Kebersihan kandang yang tidak diperhatikan akan menyebabkan ternak mudah terkena penyakit, kandang ternak yang dalam keadsaan bersih sangat menunjang kesehatan ternak.
Dari hasil yang dilakukan proses pembersihan kandang pada usaha penggemukan sapi UD Mas Joko dilakukan setiap hari pada waktu pagi setelah ternak dikeluarkan dari kandang, proses ini dilakukan agar kotoran ternak yang berada dilantai agar tidak diinjak oleh ternak pada saat dimasukkan kedalam kandang kembali. Berbeda dengan proses pemeliharaan ternak yang ektensif jarang kita temukan kondisi ternak diperhatikan terutama kebersihan kandang kotoran dibiarkan diinjak ternak bahkan pada waktu malam hari ternak tidur di atas kotoran, hal inilah yang menyebabkan kondisi ternak mudah terkena penyakit.
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.



V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.        Kandang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi ternak, melindungi ternak dari gangguan yang tidak diinginkan, dan memudahkan pengelolaan. Ternak akan berproduksi optimal jika berada dalam kondisi yang nyaman.
2.        Pembersihan kandang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak agar tidak mudah terkena penyakit.
5.2 Saran
                Setelah melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar memperoleh hasil yang maksimal.












MODUL 5
PERAWATAN TERNAK POTONG
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeliharaan sapi potong sangat berpengaruh terhadap kondisi ternak. Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum), pengelolaan kandang serta perawatan sapi.
Salah satu cara perawatan yang sangat penting pada ternak sapi potong adalah memandikan ternak, hal ini guna untuk pemeliharaan kesehatan pada usaha penggemukan adalah pemeberian obat cacing (misal : rental boli, valbazen) pada awal pemeliharaan, sedangkan tindakan yang lain biasanya tidak dilakukan, karena waktu pemeliharaan pedet dan sapi jarang terkena penyakit berbahaya. Pada penggemukan sistem ranch (ladang ternak), sering dilakukan dipping (mandi obat), yaitu menggiring ternak masuk kolam yang diberi desinfektan (misal : asutol, basudin) untuk pencegahan terjadinya penyakit kulit. Beberapa penyakit yang mungkin perlu ditanggulangi adalah : keracunan asam lambung (acidosis) yang disebabkan kebanyakan konsentrat dan kembung perut (bloat) karena pakan konsentrat terlalu halus dan kurang diberi hijauan. Acidosis dapat dicegah dengan pemberian buffer (misal : natrium bikarbonat). Sedangkan bloat dapat diberi obat anti bloat.

1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja  ini adalah memperoleh informasi tentang cara pemeliharaan ternak potong.
            Adapun kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui proses perawatan dan pemeliharaan  ternak potong serta dapat mengaplikasikannya di lingkungan masyarakat.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan dapam pemeliharaan dan perawatan sapi adalah :
a. Pemeberian pakan dan air minum.
Pakan diberikan 2 – 3 kali sehari, sesuai dengan kebutuhan ternak. Air minum harus selalu tersedia setiap hari dalam keadaan segar, terutama induk yang sedang menyusui. Air minum harus diganti setiap hari.
b. Pembersihan kandang.
Kandang dibersihkan setiap hari, juga lingkungan di sekitar kandang. Kandang yang bersih selain mencegah timbulnya penyakit, juga memberikan kenyamanan bagi ternak maupun peternak.
c. Memandikan ternak
Ternak yang tidak pernah dimandikan bulunya kotor, dapat menjadi sarang kuman, parasit, dan jamur yang membahayakan kesehatan ternak. Ternak perlu dimandikan secara rutin setiap minggu sekali dan setelah dimandikan, ternak dijemur sebentar agar bulunyakering.
d. Pemotongan kuku.
Ternak sapi yang dikandangkan secara terus menerus biasanya pertumbuhan kuku lebih cepat daripada yang digembalakan. Kuku yang panjang jika dibiarkan tidak baik, karena dapat mengganggu jalannya ternak, kuku dapat patah dan mengakibatkan luka atau infeksi, dibawah telapak kuku biasanya berongga dan penuh kotoran yang ditumbihi kuman penyakit yang membahayakan kesehatan. Sebaiknya kuku dipotong secara rutin, kalau terlalu lama dibiarkan menjadi keras dam sulit memotongnya. Kuku dapat dipotong dengan menggunakan tatah atau pahat
Pemeliharaan induk bunting sebaiknya ditempatkan dalam kandang terpisah dan diberi tambahan pakan konsentrat sekitar 3 kg per hari. Perlu dilakukan exercise dengan dikeluarkan dari kandang secara rutin, sehingga pada saat beranak tidak mengalami kesulitan melahirkan.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang pemeliharaan pada ternak potong  yaitu bertempat UD. Mas Joko, di Desa Kalukubula.
                Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja    dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan   
Bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang pemeliharaan yaitu ternak sapi jenis PO serta air yang digunakan untuk membersikan kandang dan memandikan ternak sapi.
Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang pemeliharaan pada ternak potong yaitu selang, dan sikat
3.3 Cara Kerja
            Langkah yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja tentang perawatan sapi PO yaitu, mengeluarkan sapi dari kandang lalu memandikan sapi denagn menyemprotkan air keseluruh badan ternak, diikuti dengan menyikat bagian badan yang terkena kotoran, Setelah itu ternak dijemur dihalaman samapi bulunya kering .








IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Cara perawatan ternak yang dipelihara pada UD mas joko dilakukan dengan memandikan ternak setiap pagi hari.
4.2 Pembahasan
            Sapi potong menjadi salah satu pilihan komoditas yang diyakini bisa menjadi sumber pendapatan keluarga. Proses pemeliharaan sapi potong cukup mudah dilakukan. Namun, juga banyak kendalanya. Kendala tersebut pemeliharaan yang dilakukan peternak. Beberapa peternak belum memiliki orientasi bahwa beternak sapi potong bisa menjadi sumber pendapatan utama. Sehingga pemeliharaannya tidak hanya dilakukan secara asal – asalan. Banyak harus diketahui peternak sebelum mengenal management pemeliharaan.
Ternak yang tidak pernah dimandikan bulunya kotor, dapat menjadi sarang kuman, parasit, dan jamur yang membahayakan kesehatan ternak. Ternak perlu dimandikan secara rutin setiap minggu sekali dan setelah dimandikan, ternak dijemur sebentar agar bulunyakering.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Memandikan ternak merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses penggemukan hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan ternak.
2.      Ternak perlu dimandikan secara rutin setiap minggu sekali dan setelah dimandikan, ternak dijemur sebentar agar bulunyakering.
3.      Ternak yang tidak pernah dimandikan bulunya kotor, dapat menjadi sarang kuman, parasit, dan jamur yang membahayakan kesehatan ternak.
5.2 Saran
                Setelah melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar memperoleh hasil yang maksimal.








DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012a.budidayaternak.comxa.Penggemukan sapi potong .Diakses pada tanggal 12 juni 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar