I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Judging
adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting
untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga
langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi),
dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan
visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak.
Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk
tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan
Judging.
Ternak
yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan
dari samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui
bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik
ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan
pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).
Penafsiran
berat badan sangat penting dilakukan oleh para pemilik ternak untuk
mengetahui bobot tubuh ternak. Cara ini merupakan cara lain untuk
mengetahui berat badan ternak selain penimbangan berat badan. Apabila
setiap kali harus selalu dilakukan penimbangan, hal ini dirasa kurang
praktis di samping timbangan itu jumlahnya terbatas.
Selain
itu penafsiran berat badan dapat pula dilakukan dengan pengamatan
visual yaitu memperkirakan berat badan ternak yang diamati. Cara lain
yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan DWT (Daily Cow Weighting Tape) yaitu dengan melingkarkan DWT pada sternum
3-4 dan angka yang ditunjuk pada pita ukur itu menunjukkan berat badan
ternak. Cara penafsiran yang merupakan cara untuk mengetahui berat badan
ternak adalah penimbangan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan
timbangan ternak / neraca. Besar atau kecil, stationer atau portabel,
timbangan merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam tehnik-tehnik
pengukuran, (Blakely and Bade, 1998).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini adalah memperoleh informasi tentang penentuan kondisi tubuh ternak dengan menduga bobot badan ternak.
Adapun
kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini
diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui pendugaan bobot badan
dan penilaian kondisi tubuh ternak (Body condition scor) serta dapat
mengaplikasikannya, di lingkungan masyarakat.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penilaian Kondisi Tubuh
Penilaian
ternak perlu dilakukan untuk menilai seekor ternak yang memiliki
kapasitas berreproduksi dan produksi serta tingkat kesehatan yang normal
sesuai dengan bangsa ternak dan daya beradaptasi pada suatu lingkungan
tertentu. Didalam praktek ilmu tilik ternak digunakan untuk memilih
seekor ternak untuk tujuan tertentu seperti tipe potong/kerja/daging,
tipe perah, dan tipe dwiguna.
Penentuan kualitas atau kondisi dari suatu ternak harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Konstitusi tubuh
Konstitusi
tubuh merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara
membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. Letak bagian tersebut
dibandingkan dengan bentuk yang umum, serta dibandingkan hubungannya
dengan bagian lain.
2. Temperamen
Temperamen
adalah sikap atau tingkah laku alami dari seekor ternak, sekaligus
menyangkut juga kemungkinan ada atau tidaknya penyakit atau cacat tubuh
yang terdapat pada seekor ternak. Perbedaan temperamen dapat menyebabkan
perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak tersebut supaya ternak
mampu memberikan produksi secara maksimal.
3. Kondisi Tubuh
Kondisi
tubuh yaitu keadaan sehat atau tidaknya, gemuk atau kurusnya, cacat
tubuh atau tidaknya suatu ternak baik cacat genetik maupun cacat yang
bersifat mekanik. Kondisi ternak sangat berpengaruh secara langsung
terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal.
2.2 Pendugaan Bobot Badan
Ukuran-ukuran tubuh mempunyai korelasi (hubungan) yang cukup erat dengan bobot badan. Rumus
penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh bertolak dari anggapan
bahwa tubuh ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang
digunakan untuk menduga bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan
lingkar dada. Rumus yang telah dikenal adalah rumus Schoorl yang
mengemukakan pendugaan bobot ternak sapi berdasarkan lingkar dada
sebagai berikut :
Bobot badan (kg) = (lingkar dada (cm) + 22)2
Rumus lain diturunkan oleh Winter yang telah menggunakan lingkar dada dan panjang badan dalam pendugaannya. Rumus itu sebagai berikut :
Bobot badan (lbs) = Lingkar dada (inchi)2 x Panjang badan (inchi)
Rumus Denmark yang menggunakan lingkar dada dalam satuan cm. rumus itu sebagai berikut :
Bobot badan (kg) = (Lingkar dada (cm) + 18)2
Rumus winter yang telah diubah oleh Arjodarmoko yaitu sebagai berikut :
Bobot badan (kg) = [Lingkar dada (cm)]2 x Panjang badan (cm)
Metode
visual adalah suatu metode yang digunakan untuk menafsir berat badan
dengan melihat, mengamati keadaan sapi dengan baik, kemudian kita
menafsir berat sapi tersebut. Metode ini perlu kejelian dan latihan yang
banyak supaya taksirannya hampIr mendekati benar. Dan juga metode ini
banyak dipakai oleh para pedagang hewan (Buffran,1986)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat
pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang
membahas tentang Penilaian Kondisi Tubuh (body condiyion Scoring ) pada ternak sapi yaitu bertempat UD. Mas Joko, di Desa Kalukubula.
Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang
penilaian kondisi tubuh ternak dan pendugaan bobot badan yaitu ternak
sapi jenis PO.
Alat
yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang penilaian
kondisi tubuh ternak dan pendugaan bobot badan yaitu alat tulis, pita
ukur, dan tongkat ukur.
3.3 Cara Kerja
Langkah
pertama yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan
Kerja tentang Pendugaan Bobot Badan pada sapi PO yaitu :
mengukuran
lingkar dada, Lingkarkan pita ukur pada posisi di belakang tonjolan
pundak sapi di bagian atas dan belakang kaki depan, kemudian catat yang
diperoleh.
Mengukur
panjang badan, Panjang badan diukur secara lurus dengan tongkat ukur
dari ujung sendi haluan ( bagian depan bahu )samapi ke tonjolan tulang
duduk, kemudian catat hasil yang di peroleh. Mengukur tinggi pundak,
Tinggi punduduk diukur lurus dengan tongkat ukur dari titik tertinggi
pundak, tegak lurus sampai ditanah, kemudian catat hasil yang diperoleh.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
1. Hasil
penilaian kondisi tubuh sapi adalah condition score 2 yaitu : tulang
punggung kelihatan, pinggul dan tulang bahu kelihatan, tulang rusuk yang
kelihatan sedikit, daerah pangkal ekor yang tampak tidak terlalu dalam,
rangka tubuh tidak terlalu tampak.
2. Hasil pengukuran tubuh ternak yaitu : lingkar dada = 120 cm, panjang badan = 128 cm, tinggi pundak = 124 cm, lebar dada = 42 cm, lebar pinggul = 47 cm.
3. Hasil pendugaan bobot badan berdasarkan perhitungan yaitu :
Ø Menurut schoorl
Bobot badan (kg) = (lingkar dada (cm) + 22)2
1 00
= (120 + 22)2 = 207,3 kg
100
Ø Menurut Denmark
Bobot badan (kg) = (Lingkar dada (cm) + 18)2
= (120 + 18)2 = 190,4 kg
Ø Menurut winter
Bobot badan (lbs) = Lingkar dada (inchi)2 x Panjang badan (inchi)
= (120 + 18)2 = 190,4 kg
Ø Menurut Arjodarmoko
Bobot badan (kg) = [Lingkar dada (cm)]2 x Panjang badan (cm)
= (120)2 x 128 = 184,3 kg
4.2 Pembahasan
Body
condition produksi mempengaruhi produksi, reproduksi, dan kesehatan.
Ternak yang mempunyai kondisi tubuh sangat jelek ( sangat kurus ) dan
atau sangat gemuk dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, kelebihan
nutrisi, masalah kesehatan dan atau management yang tidak tepat.
Mengevaluasi
kondisi tubuh ternak secara teratur dapat menghindarkan atau membantu
mengatasi kondisi tubuh yang ekstrim ( tidak normal ), dan meningkatkan
produktifitas dan probabilitas. Menskoring kondisi tubuh heirfers juga
direkomendasikan untuk membantu mengidentifikasi pemberian pakan dan
problem-problem manajement. Cara terbaik memonitor perubahan-perubahan
kondisi tubuh selama laktasi dan sepanjang periode pertumbuhan adalah
melakukan scoring tubuh induk dan heirfers secara teratur. Ternak yang
sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari
samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui
bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik
ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan
pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk.
Dari hasil yang kami lakukan tentang penilaian kondisi tubuh ternak sapi PO,
Memiliki condition scor 2, dengan tulang
punggung kelihatan, pinggul dan tulang bahu kelihatan, tulang rusuk
yang kelihatan sedikit, daerah pangkal ekor yang tampak tidak terlalu
dalam, rangka tubuh tidak terlalu tampak. Kondisi ini menampilkan
kondisi tubuh ternak dikategorikan kedalam ternak yang memiilki karkas
rendah dan perlemakan yang kurang dengan bagian tulang bahu yang
kelihatan dan tulang rusuk yang kelihatan sedikit hal ini disebabkan
kurangnya manajement pakan yang teratur secara baik dengan pemberian
jenis – jenis bahan pakan yang memiliki kandungan nutrient cukup,
penilaian kondisi tubuh perlu dilakukan karena pengamatan ini bertujuan
untuk mengetahui kondisi ternak potong secara visual atau pengamatan
secara langsung. ), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi),
dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan
visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak.
Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk
tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan
Judging.
Bobot
badan merupakan hal yang penting berkaitan dalam menghitung jumlah
pakan ternak. Berat badan sapi dapat diketahui secara pasti dengan
melakukan penimbangan. Akan tetapi, timbangan ternak tidak selalu dapat
tersedia, oleh karena itu dapat dilakukan penaksiran atau melakukan
pengukuran dihitung menggunakan rumus Schoorl, Denmark, Winter, dan
Armojoko
Namun
bobot badan ternak dapat diduga dengan mengukur tubuh ternak, ukuran –
ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan,
dalam dada, serta tinggi dan kebar kemudi. Akan tetapi yang paling
sering digunakan yaitu lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
Ukuran-ukuran tubuh memlpunyai kofrelasi yang cukup erat dengan bobot
badan.
Dari
hasil pengukuran dan perhitungan pendugaan bobot badan ternak dengan
menggunakan rumus-rumus penduga bobot badan, maka diperoleh hasil
pendugaan bobot badan menurut schoorl bobot badan 207 kg, pendugaan
bobot badan menurut Denmark 190 kg, pendugaan bobot badan menurut winter kg,
dan pendugaan bobot badan menurut Armojoko 184 kg. setelah bobot badan
ditaksir maka peternak dapat mengetahui kebutuhan pakan sapi, mulai dari
pemberian pakan hiajaun atau dengan memberikan pakan penguat berupa
konsentrat untuk meningkatkan bobot badan ternak, pemberian pakan yang
diberikan dengan jumlah cukup atau lebih sesuai dengan kebutuhan ternak
dalam penggemukan.
Setelah
berat badan sapi diketahui/ditaksir, kemudian dilakukan perhitungan
kebutuhan pakan sapi. Kebutuhan pakan ternak sapi berdasarkan estimasi
intake/kebutuhan bahan kering (BK) adalah 2,5 – 3 % berat badan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Penilaian kondisi tubuh ternak sapi yang diamati adalah condition score 2, dimana tulang
punggung kelihatan, pinggul dan tulang bahu kelihatan, tulang rusuk
yang kelihatan sedikit, daerah pangkal ekor yang tampak tidak terlalu
dalam, rangka tubuh tidak terlalu tampak.
2. Pendugaan
bobot badan ternak dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rumus
yaitu: rumus Schoorl dengan nilai 207 kg, rumus Denmark dengan nilai 190
kg, rumus winter dengan nilai, dan rumus Arjodarmoko dengan nilai 184
kg.
3. Dari
hasil penilaian kondisi tubuh dan pendugaan bobot badan kita dapat
mengetahui kebutuhan pakan ternak dengan bobot badan yang berbeda-beda.
5.2 Saran
Setelah
melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum
berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan
Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar
memperoleh hasil yang maksimal.
MODUL 2
PEMBERIAN PAKAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan
yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi kebutuhan protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein berfungsi untuk
mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel tubuh baru dan
sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan
pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K
dan juga sebagai sumber energi.
Pada
sapi yang digemukkan secara setengah intensif ( kereman ) dan full
intensif ( dry lot fattening ) lapisan lemak dapat menyelimuti serabut
otot sehingga tekstur daging otot menjadi lembut ( kualitas terbaik
).Mineral diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat serta
mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan.. Vitamin
berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan kondisi kesehatan.
Dalam
hal ketersediaan pakan di pedesaan, jerami adalah sumber pakan yang
paling banyak di jumpai, sehingga fokus kita adalah pada jerami
tersebut. Akan tetapi jerami adalah sumber pakan yang berkualitas
rendah, ini dapat dilihat kandungan yang terdapat didalamnya yaitu
protein 4,5 – 5,5 % – lemak 1,4 – 1,7% – serat kasar 31,5 – 46,5 % –
Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg jerami maka yang diserap hanya 3
kg lainnya menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana
protein 8,4 –11,4 % – lemak 1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya
cerna 52 %, dari perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu
kasar dan sangat sulit dicerna disamping kandungan protein dan lemak
yang sedikit.
Pakan
sangat penting untuk diperhatikan , karena pakan sangat besar
pengaruhnyaterhadap pertambahan bobot badan sapi. Pakan diperlukan untuk
hidup pokok, pertumbuhan , reproduksi, dan produksi daging. Zat gizi
utama yang dibutuhkan sapi potong adalah protein dan energi ( Tillman et
al, 1998 ).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini adalah memperoleh informasi tentang pemberian pakan ternak potong.
Adapun
kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini
diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui kebutuhan pakan dan cara
pemberian pakan pada ternak sapi yang digemukan serta dapat
mengaplikasikannya, di lingkungan masyarakat.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kegunaan Pakan
Pakan
merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Manajemen
pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak. Pakan yang
diberikan pada ternak berguna untuk mempertahankan hidup pokok yang
antara lain dipergunakan untuk mempertahankan suhu, energy untuk kondisi
normal, protein serta mineral untuk pergantian jaringan tubuh yang aus.
Pakan
juga digunakan utuk berproduksi yang meliputi pertumbuhan, produksi
susu dan tenaga kerja, serta bereproduksi (kawin, bunting, beranak, dan
menyusui)
Biaya
yang harus dikeluarkan untuk pengadaan ransum dapat mencapai 60 – 70 %
dari seluruh biaya operasional bahkan dapat lebih besar, tergantung dari
efisiensi penyusunannya.
2.2 Jenis dan Macam Bahan Pakan
Bahan pakan ternak terdiri atas :
a.
Hijauan : rumput (lapangan, gajah, raja, kolonjono),
legume/kacang-kacangan(turi, lamtoro, kaliandra, gliricideae),
daun-daunan/ramban dan limbah pertanian (jerami padi, jerami kacang
tanah, jerami jagung, pucuk tebu). Hijauan awetan, silase, hay.
b.
Konsentrat : berupa campuran bahan pakan. Sumber tenaga : dedak,
bekatul, tetes, onggok, kelapa pohon, gaplek, dan lain sebagainya.
Sumber protein : bungkil kelapa, kleci, bungkil kacang tanah, bungkil
kedelai, bungkil biji kapuk, dan lain sebagainya.
c. Limbah industry : ampas tahu, ampas bir, onggok, bungkil kelapa, bungkil kapuk, dan lain sebagainya.
d.
Pakan tambahan : vitamin, mineral, kapur, garam, kalsit,
molases/testes, probiotik (bioplus, biofad, starbio), dan lain
sebagainya.
Konsentrat
yang baik adalah dalam bentuk kering, dan apalagi digenggam dan
kemudian dilepaskan, tidak menggumpal. Penggunaan pakan (missal : ampas
tahu, ampas ketela) dalam keadaan basah dapat dilakukan, namun harus
segera dimakan habis, sehingga tidak terjadi pembusukan yang dapat
mengganggu kesehatan ternak.
2.3 Cara Pemberian Pakan
a. Pemberian dapat dilakukan 2 -3 kali sehari (pagi, siang, sore).
b. Air minum harus tersedia dan diganti setiap hari.
c. Pemeberian konsentrat dapat dilakukan secara kering ataupun basah (komboran).
d. Pada usaha sapi penggemukan (fattening),
pemberian pakan adalah: 2,5% - 3% berat badan (BK basis).
Imbangan rumput : konsentrat = 20% : 80% atau 30% : 70%.
e. Pada tahap adaptasi pakan sapi (penggemukan), konsentrat diberikan secara bertahap :
- 3 hari pertama : 20% konsentrat : 80% hijauan
- Hari ke-4 hingga ke-7 : 40% konsentrat : 60% hijauan
- Hari ke 8 hingga 14 : 60% konsentrat : 40% hijauan
- Setelah hari ke-14 : 80% konsentrat : 20% hijauan
f.
Pemberian rumput : kalau masih basah sebaiknya diangi-anginkan dahulu,
dipotong-potong kurang lebih 10 cm, pemebrian rumput setelah konsentrat.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang Pemberian Pakan pada ternak sapi yaitu bertempat UD. Mas Joko, di Desa Kalukubula.
Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang
pemberian pakan yaitu ternak sapi jenis PO serta pakan rumput gajah.
Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang pemberian pakan yaitu alat potong.
3.3 Cara Kerja
Langkah
pertama yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan
Kerja tentang Pemberian pakan pada sapi PO yaitu, memotong pakan dan
memberikan pada ternak.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Cara
pemberian pakan pada usaha penggemukan sapi UD.Mas Joko, pemberian
pakan dilakukan secara terbatas satu kali dalam sehari, pada pagi hari
sapi digembalakan mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, pada malam
hari ternak diberikan hijauan rmput gajah dan batang jagung, serta pakan
tambahan berupa dedak padi, dengan bobot badan ± 200 kg.
4.2 Pembahasan
Pakan
merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Manajemen
pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak. Pakan yang
diberikan pada ternak berguna untuk mempertahankan hidup pokok yang
antara lain dipergunakan untuk mempertahankan suhu, energy untuk kondisi
normal, protein serta mineral untuk pergantian jaringan tubuh yang aus.
Dari
hasil pengamatan pemberian pakan yang diberikan pada ternak sapi yang
digemukan dengan bobot badan ± 200 kg pada UD. Mas Joko dilakukan dengan
penggembalaan ternak dan pemberian pakan hijauan pada malam hari berupa
Rumput gajah dan batang jagung serta pakan tambahan berupa dedak padi,
pengaturan presentase bahan pakan yang diberikan yaitu, 25 % terisi dari
penggembalaan, 25 % terisi HMT yang diberikan pada malam hari dan 50 %
terisi air.
Sitem
pemeliharaan ternak pada UD. Mas Joko dilakukan secara semi intensif
pada pagi sampai sore hari ternak digembalakan, dan pada malam hari
ternak diberikan pakan hijauan, cara ini dilakukan karena UD. Mas Joko
menerapkan sistem drylot Fattening dengan memanfaatkan lahan gembala
untuk memenuhi kebutuhan pakan dalam proses penggemukan dari memberikan
hijauan pakan pada malam hari, hal ini dilakukan untuk memanfaatkan
lahan disekitar areal pemeliharaan ternak.
Selain
kita tahu kebutuhan ternak, kemungkinan kita menentukan bahan pakan
yang akan digunakan dengan memperhatikan faktor-faktor ketersediaan,
kandungan nutrient, bahan pakan diusahakan tidak bersaing dengan
kebutuhan manusia (misalnya sisa hasil pertania), harga, kemudahan dalam
pemberian, dan lain-lain. Cara pemberian : meliputi waktu dan frekuensi
pemberian, bentuk pakan (segar/kering/pellet/silase/ hay). Evaluasi :
meliputi konsumsi pakan, konversi pakan, harga, fee cost/gain.
Pengertian
tentang pakan:Pakan hijauan, merupakan bahan pakan sumber serat yang
mengandung serat kasar lebihdari 20 % , dan memepunyai energi serta
kecernaan yang rendah Sebagai contoh pakan hijauan antara lain : rumput
unggul, runput lapang, jerami padi dan jagung, daun pucuk tebu dan
lain-lain.Pakan konsentrat, dibedakan menjadi pakan konsentrat sumber
energi, adalah bahan pakan dengan kandungan serat kurang dari 20 % dan
kandungan rnrgi lebih dari2.250kkalori/ kg. Contoh pakan dalam kelompok
ini antara lain : ubi jalar, ketela pohon, pati , teyes, dedak , bisa
dedak padi, jagung,dll. Sedang pakan konsentrat yang satunyadigolongkan
kedalam pakan konsentrat yang mengandung protein kasar lebih dari 20 %
.Contoh pakan yang masuk dalam kelompok ini adalah : ampas tahu, bungkil
kedele,ampas bir dan daun kacang-kacangan.Secara umu pakan sapi terdiri
dari hijauan antara lain berasal dari rumputlapangan , rumput unggul,
limbah pertanian , leguminosa dan hijauan lain.
Permasalahan yang
dihadapi peternak adalah pakan hijauan di wilayah Indonesia pada
umumnyakurang baik sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak perlu
tambahan pakankonsentrat. Oleh karena itu penggemukan sapi yang hanya
diberi pakan hijauan sajatanpa ditambah pakan konsentrat tidak mungkin
pertambahan bobot badan bisa maksimalseperti yang petani
harapkan.Sebagai contoh ternak sapi putih ( PO ) dara yang mendapat
pakan ruput lapang dan jerami padi bobot badan yang dicapai berkisar
0,24kg/ekor/hari dibandingkan sapi potong yang mendapat pakan rumput
lapang dan jeramidengan ditanbahn konsentrat bobot badan yang dicapai
0,65 kg/ekor/hari ( Subiharta, etal, 2005 ) .
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. pakan
merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Pakan
merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga.
Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang
ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk
daging.
2. Sistem
pemberian pakan yang dilakukan dalam usaha penggemukan UD. Mas Joko
dilakukan secara terbatas, dimana ternak digembalakan dari pagi hingga
sore hari dan diberikan pakan hijauan pada malam hari.
5.2 Saran
Setelah
melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum
berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan
Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar
memperoleh hasil yang maksimal.
MODUL 3
PENGGEMUKAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggemukan
sapi potong adalah pemeliharaan sapi potong dengan cara
mengandangkansecara terus menerus selama waktu tertentu dengan tujuan
meningkatkan bobot badandan diperoleh dagingyang baik sebelum di potong.
Ada 3 hal penting yang harusdiperhatikan dalam usaha peternakan
termasuk dalam penggemukan yaitu :bibit ( bakalan), pakan dan manajemen
pemelihan .Ketiga factor tersebut saling berkaitan dan harussemua di
perhatikan.
Bibit
merupakan bagian awal dari usaha penggemukan , oleh karena itu penting
untuk diperhatikan pemilihan bibit. Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemilihan sapi bakalan atau bibit yaitu : Pilih sapi
bakalan yang kurus tetapi sehat,dan tidak cacat; Pemilihan bangsa
sesuaikan dengan permintaan pasar; Pilih sapi jantan, karena sapi jantan
pertambahan bobot badan jauh lebihtinggi dibanding sapi betina. Disamping itu pemoyongan sapi betina dilarang oleh Undang-Undang Peternakan.
Pakan
yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi kebutuhan protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein berfungsi untuk
mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel tubuh baru dan
sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan
pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K
dan juga sebagai sumber energi.
Pemeliharaan
sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan kandang.
Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah : Melindungi sapi dari
hujan dan panas matahari, Mempermudah perawatan dan pemantauan, Menjaga
keamanan dan kesehatan sapi.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini adalah memperoleh informasi tentang cara dan metode penggemukan ternak potong.
Adapun
kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini
diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui tata laksana penggemukan
dan manajemen pemberian pakan pada ternak sapi yang digemukan serta
dapat mengaplikasikannya, di lingkungan masyarakat.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Usaha
pengemukan sapi potong merupakan salah satu usaha untuk mempercepat dan
meningkatkan produksi, karena dengan usaha ini diharapkan hasil
pertambahan berat badan tinggi dan efisien dan menghasilkan kualitas
karkas yang lebih baik (Dyer and O’Mary, 1997). Feedlot atau penggemukan
sapi potong adalah pemeliharaan sapi dalam kandang tertentu, tidak
dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi yang optimal
untuk mendapatkan kenaikan berat badan dan kesehatan sapi yang maksimal
(Blakely dan Bade, 1991).
Dalam
usaha feedlot ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap
produksinya, antara lain pengadaan pakan baik hijauan maupun konsentrat,
penanggulangan penyakit, penanganan selama pemeliharaan dan
pemasarannya. Selain faktor tersebut, faktor genetik yang meliputi
bangsa, umur, berat badan dan jenis kelamin dapat mempengaruhi produksi
dan kualitas daging yang dihasilkan (Anonim, 1996). Ternak akan dapat
tumbuh secara normal jika bahan pakan yang diberikan mengandung protein,
energi, mineral dan vitamin sesuai dengan tujuan peternakan (Tillman et
al., 1984).
Kebutuhan
protein dan energi pada ternak ruminansia tergantung beberapa faktor,
antara lain: berat hidup, pertambahan berat badan dan konsumsi pakan.
Dengan meningkatnya berat hidup, kebutuhan protein untuk pertambahan
berat badan juga meningkat, apabila kebutuhan protein yang ada pada
ransum kurang mencukupi maka akan menyebabkan nafsu makan turun,
pertumbuhan lambat, kesehatan terganggu dan terjadi penurunan bobot
badannya.
Selain
itu, dalam usaha penggemukan sapi potong diperlukan manajemen pakan
yang baik, karena dengan pemberian pakan yang baik secara kualitas dan
kuantitas maka ternak akan tumbuh dengan optimal, yang tentunya akan
meningkatkan efisiensi pakan, sehingga biaya pakan pun akan lebih
sedikit.
Dalam
pemeliharaan penggemukan sapi, pakan sangat berpengaruh. Komposisi dari
pakan harus diperhatikan. Pemberian pakan yang sangat mungkin diberikan
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal adalah sebagai berikut :
1. Pakan
hijauan,yaitu bahan yang banyak mengandung serat kasar dengan nilai
cerna yang rendah dan cukup protein seperti rumput gajah, rumput raja,
benggala, satria, dan lain – lain. Jenis legume seperti gamal, acasia
vilosa, turi serta dari jenis daun-daunan dan jerami. Pakan hijauan
diberikan 10% dari berat badan perhari. Hijauan yang diberikan merupakan
campuran antara rumput dan kacang- kacangan dengan perbandingan 2/3
bagian rumput dengan 1/3 kacang-kacangan, diberikan 2-3 kali sehari.
2. Pakan Penguat ( Konsentrat). Pakan penguat adalah campuran bahan yang disusun sedemikian rupa.
Penggemukan
pada sapi selama beberapa bulan sebelum dijual ke pasaran atau pedagang
ternak, sekarang ini sudah umum dilakukan para peternak untuk
meningkatkan kualitasnya sehingga harganyapun lebih tinggi. Usaha
penggemukan sapi mendatangkan keuntungan ganda berupa keuntungan dari
pertambahan bobot badan yang dicapai dalam proses penggemukan, lama
penggemukan dan harga daging (Siregar, 2000). Untuk memperoleh
pertambahan bobot badan yang cepat dan effisien menurut Reksodiprojo
(1984) adalah dengan memperhatikan semua makanan yang diberikan sehingga
untuk keberhasilan dalam usaha penggemukan sapi potong adalah dengan
menjalankan Panca Usaha Ternak, yaitu meliputi: bibit, makanan, tata
laksana, kandang dan kesehatan.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang penggemukan pada ternak sapi yaitu bertempat UD. Mas Joko, di Desa Kalukubula.
Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang
penggemukan yaitu ternak sapi jenis PO sebanyak 9 ekor serta pakan
rumput gajah.
Alat
yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang
penggemukan yaitu sarana dalam perkandangan dan peraalatan kebutuhan
ternak lain seperti, tempat minum dan temapat pakan.
3.3 Cara Kerja
Langkah
pertama yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan
Kerja tentang Pemberian pakan pada sapi PO yaitu, memotong pakan dan
memberikan pada ternak.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Cara
pemberian pakan pada usaha penggemukan sapi UD.Mas Joko, pemberian
pakan dilakukan secara terbatas satu kali dalam sehari, pada pagi hari
sapi digembalakan mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, pada malam
hari ternak diberikan hijauan rmput gajah dan batang jagung, serta pakan
tambahan berupa dedak padi, dengan bobot badan ± 200 kg.
4.2 Pembahasan
Penggemukan Sapi Potong
saat ini telah mengalami Kemajuan teknologi dalam budidaya ternak sapi
Potong, pada zaman sekarang ini sudah berkembang pesat. Program
penggemukan sapi potong sangat
mendukung dalam hal penyediaan kebutuhan konsumsi daging setiap tahun
terus meningkat. Sehingga perlu dilestarikan untuk usaha penggemukan
sapi Potong.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan usaha penggemukan sapi UD Mas Joko,dilakukan dengan proses
pemeliharaan sistem semi intensif dimana ternak digemabalakan pada
waktu pagi sampai sore dan pada waktu malam hari ternak diberikan
hijauan rumput gajah, batang jagung, dan pakan tambahan seperti dedak
padi. Sistem pemberian pakan pada usaha penggemukan merupakan hal yang
sangat menunjang performance ternak terutama tingkat konversi pakan yang
diubah menjadi daging.
Usaha
penggemukan sapi sangat ditunjang dengan keadaan sapi yang digemukan
mulai dari bibit sampai dengan sapi dewasa yang siap dijual, bibit yang
baik dengan manajement pakan yang baik akan menunjang pertumbuhan ternak .
Usaha
penggemukan sapi Potong sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam
alternatif. Berbagai macam cara dan metode sudah dikembangkan dan
dilakukan untuk penggemukan sapi Potong ini. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam penggemukan sapi potong ini antara lain : jenis
sapi, pakan, faktor lingkungan dan alam. Dari hasil penelitian maupun
pengalaman pribadi dari peternak sapi yang sudah mapan dalam arti sudah
berhasil dalam usaha ini penggemukan sapi potong ini, dapat disimpulkan
bahwa bisa tepat atau bahkan gagal sama sekali untuk dilakukan. Hal
yang pasti perlu dipersiapkan untuk memulai usaha ini adalah informasi
yang cukup luas dan kemampuan penerapannnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Manajemen pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak.
2. Beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggemukan sapi potong ini
antara lain : jenis sapi, pakan, faktor lingkungan dan alam.
3. Dari hasil pengamatan usaha penggemukan UD Mas Joko, kondisi tubuh ternak rata-rata memiliki karkas yang rendah.
4. Proses pemeliharaan ternak dilakukan denganm sistem semi intensif.
5.2 Saran
Setelah
melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum
berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan
Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar
memperoleh hasil yang maksimal.
MODUL 4
PERKANDANGAN
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan
sistem penempatan ternaknya maka kandang dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu individu dan kelompok petak. Kandang individu adalah kandang yang
hanya diisi satu ekor ternak pada setiap petak. Luas kandang/petak yang
dibutuhkan pada sistem pemeliharaan ini adalah sebesar 3 m²/ekor. Pada
kenyataannya sistem tambat daoat dismakan dengan sistem individu
meskipun beberapa ternak dipelihara dalam kandang yang sama karena
antarternak tidak dapat berinteraksi secara bebas. Dalam sistem ini
panjang tali harus diatur sedemikian rupa sehingga antarternak tidak
terjadi saling kait.
Kandang
kelompok adalah kandang yang diisi oleh lebih dair satu ekor ternak
pada setiap petak. Sapi yang dipelihara dengan sistem lepas dan
berkelompok membutuhkan luasan kandang yang lebih fleksibel, yang
penting sapi dapat makan dan tidur secara bersama-sama pada saat yang
sama. Patokan yang digunakan untuk menentukan panjang tempat pakan
adalah tergantung besar ukuran sapi yang dipelihara. Patokan yang
digunakan untuk menentukan luas lantai kandang adalah luasan ternak
ketika tidur sehingga sapi bisa tidur serentak. Sebaiknya sapi
ditempatkan dalam kandang sesuai status reproduksi dan produksinya,
misalnya induk bunting, induk menyusui bersama anaknya, induk kering
(tidak bunting), anak lepas sapih, dara, jantan muda dan pejantan.
Bagian
kandang yang juga harus diperhatikan adalah tempat pakan dan air minum.
Tempat/bak pakan dapat dibuat dengan ukuran panjang 60 cm, pakan
diperlukan untuk efisiensi dan efektifitas pakan yang diberikan. Biaya
pakan akan membengkak jika pakan yang diberikan tidak habis dimakan
ternak tetapi hanya berserakan di dalam maupun luar kandang. Tempat air
minum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minum ternak dan menghindari
tumpahnya air ke dalam kandang.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini adalah memperoleh pengetahuan tentang bentuk dan persyratan lokasi untuk mendirikan kandang.
Adapun
kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini
diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui perlengkapan dalam
perkandangan, kontruksi kandang yang baik untuk penggemukan ternak sapi
serta dapat mengaplikasikannya di lingkungan masyarakat nantinya.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penentuan Lokasi
Lokasi
kandang harus diperhitungkan baik secara makro (daerah) maupun mikro
(area). Secara makro, lokasi kandang harus dekat dengan sumbuer sarana
produksi atau tempat pemasaran, sesuai dengan RUTR (Rencana Umum Tata
Ruang) daerah setempat, dan berada dalam lingkungan yang mendukung.
Lingkungan dalam hal ini meliputi lingkungan social maupun alam (iklim).
Secara mikro, kandang harus mudah dijangkau sarana tranportasi sehingga
menghemat biaya dan terpisah dari pemukiman sehingga tidak mengganggu
dan tergantung oleh lingkungan sekitar.
Kedekatan
kandang dengan sumbuer sarana produksi (bibit/bakalan, pakan, air, dan
obat) dan tempat pemasaran berkaitan erat dengan biaya produksi dan
pemasaran. Kandang harus dibuat di tempat yang diijinkan oleh pemerintah
sesuai dengan RUTRnya karena jika tidak, dapat dipastikan kelangsungan
usahanya tidak akan terjamin.
Lingkungan
social merupakan factor yang tidak boleh dilupakan. Hal ini berkaitan
dengan besarnya biaya social yang harus dikeluarkan dan bahkan berkaitan
dengan kelangsungan usaha. Jika kandang berada di dekat masyarakat yang
tidak sehat (tidak aman) maka biaya social yang harus kita keluarkan
akan sangat tinggi. Jika kandang berada di dekat masyarakat yang tidak
menginginkan keberadaannya maka kelangsungan usaha kita akan terancam.
2.2 Tata Letak Kandang
Setelah
lokasi ditentukan, peternak harus menentukan tata letak kandang. Hal
pertama yang harus ditentukan dalam pembuatan tata letak adalah
fasilitas apa saja yang akan dibuat, berapa kapasitasnya, serta
bagaimana ukuran dan bentuknya. Letak kandang dapat digunakan secara
efektif dan efisien. Efektif dalam arti fungsi-fungsinya dapat
dioptimalkan dan pengelolaan farm mudah dilakukan. Efisien dalam arti
tidak banyak lahan kosong di area peternakan yang tidak termanfaatkan.
2.3 Pembuatan kandang
Setelah
tata letak ditentukan, peternak baru bisa memulai pembuatan kandang dan
fasilitas lainnya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
kandang meliputi ukuran, bahan, sistem penempatan, dan peralatan yang
akan digunakan.
2.4 Bahan Pembuatan Kandang
Bahan
pembuatan kandang bervariasi tergantung dari daerah atau lokasi tempat
kandang. Di daerah tropis, dianjurkan kandang terbuka dari bahan-bahan
yang tidak menyerap panas. Bahan-bahan untuk membuat kandang sebaiknya :
a. Tersedia di lokasi.
b. Harga terjangkau, bahan murah tetapi cukup kuat dan tahan lama.
c. Jangan menggunakan bahan mudah lapuk atau muda.
2.5 Atap Kandang
Atap
kandang sebaiknya menggunakan bahan yang kuat, tidak menyerap panas dan
harga bahanya terjangkau. Tinggi atap harus lebih tinggi dari manusia,
terutama jika kandangnya lebar melebihi kemampuan tangan meraih bagian
dalam kandang. Atap dapat terbuat dari berbagai macam bahan, seperti
genting, daun alang-alang, daun rumbia, daun kelapa, asbes dan seng.
Bahan mana yang dipilih tergantung dari segi ekonomis bahan, keawetan
dan kenyamanan bagi ternak. Pemakaian seng dan asbes tidak dianjurkan,
karena akan menaikkan susu udara suhu udara di dalam kandang, sehingga
ternak akan merasa kehausan, nafsu makan turun dan ternak akan lebih
banyak minum daripada makan. Genting merupakan salah satu bahan atap
yang sering digunakan, karena harganya relatif murah, tahan lama dan
tidak terlalu menyerap panas. Tinggi atap juga perlu diperhatikan,
karena sangant berperan dalam pengaturan suhu di dalam kandang sehingga
dapat mengurangi stress pada sapi. Untuk mendapatkan pertukaran udara
yang baik, atap sebaiknya dengan ketinggian 3 m dengan sudut kemiringan
sekitar 30º . Atap hendaknya dibuat dapat melindungi tempat pakan dari
sinar matahari dan ujan.
2.6 Dinding Kandang
Dinding
kandang harus dibuat sesuai dengan komoditas ternak yang akan
dipelihara. Dinding kandang sebagai penahan angin secara langsung dan
harus dibuat tidak mudah lepas dan harus kuat. Bahan dapat dari kayu,
bamboo ata tembok.
2.7 Lantai Kandang
Lantai
kandang harus dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya
sehingga air hujan tidak dapat masuk ke kandang dan sistem pembuangan
air (drainase) dari kandang dapat berjalan lancer. Agar lantai tidak
becek, maka tanahnya harus dikeraskan ataupun diplester dengan semen.
Jika diplester dengan semen, maka permukaan lantai harus dengan miring
sehingga air (termasuk air kencing) dapat mengalir keluar kandang dan
lantai lebih mudah dibersihkan. Lantai biasa bibuat dengan kemiringan 5
%, artinya permukaan lantai di bagian belakang dengan di depannya yang
berjarak 100 cm akan mempunyai perbedaan 5 cm, permukaan lantai harus
lebih tinggi dari tanah.
2.8 Perlengkapan Kandang
Perlengkapan
kandang sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk memperoleh anak adalah
: kandang beranak dan kandang karantina. Untuk sistem penggemukan.
Perlengkapan yang diperlukan adalah : tempat untuk bongkar muat sapi,
gang jepit, kandang paksa, lokasi timbangan sapi, gudang tempat pakan
konsentrat.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang Perkandangan pada ternak sapi yaitu bertempat di UD. Mas Joko, Desa Kalukubula.
Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang Perkandangan sapi potong yaitu ternak sapi jenis PO.
Alat
yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang
Perkandangan yaitu alat untuk membersihkan kandang seperti sekop,
cangkul, lori, sapu lidi, selang,
3.3 Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja tentang Pembersihan kandang sapi
yaitu : mengangkat kotoran ternak pada pagi hari, membersihkan tempat
pakan, lalu menyiram lantai kandang dan menyapu kotoran agar tidak
menempel dilantai dan mengering, kemudian membersihkan saluran air
kandang agar kotoran tidak menyumbat saluran air.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Kandang
peternakan penggemukan sapi UD Mas Joko dengan sistem ganda yang
terdiri dari 10 plot kandang, yang dilengkapi dengan tempat pakan dan
minum, tiap pagi setelah ternak dikeluarkan kandang dibersihkan dengan
mengankat kotoran menyemprotkan air.
4.2 Pembahasan
Kandang,
tempat pakan dan lingkungan dibersihkan setiap hari. Untuk penggemukan
dengan jumlah sapi yang banyak, lantai kandang yang terutama lantai
perlu dibersihkan setiap hari sehingga kesehatan ternak tetap terjaga
terutama dari penyakit yang disesbabkan oleh parasit. Kebersihan kandang
yang tidak diperhatikan akan menyebabkan ternak mudah terkena penyakit,
kandang ternak yang dalam keadsaan bersih sangat menunjang kesehatan
ternak.
Dari
hasil yang dilakukan proses pembersihan kandang pada usaha penggemukan
sapi UD Mas Joko dilakukan setiap hari pada waktu pagi setelah ternak
dikeluarkan dari kandang, proses ini dilakukan agar kotoran ternak yang
berada dilantai agar tidak diinjak oleh ternak pada saat dimasukkan
kedalam kandang kembali. Berbeda dengan proses pemeliharaan ternak yang
ektensif jarang kita temukan kondisi ternak diperhatikan terutama
kebersihan kandang kotoran dibiarkan diinjak ternak bahkan pada waktu
malam hari ternak tidur di atas kotoran, hal inilah yang menyebabkan
kondisi ternak mudah terkena penyakit.
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2
minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik.
Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi
udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia
setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang
tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar
pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran.
Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen
dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula
peralatan untuk memandikan sapi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kandang
berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi ternak, melindungi ternak
dari gangguan yang tidak diinginkan, dan memudahkan pengelolaan. Ternak
akan berproduksi optimal jika berada dalam kondisi yang nyaman.
2. Pembersihan kandang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak agar tidak mudah terkena penyakit.
5.2 Saran
Setelah
melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum
berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan
Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar
memperoleh hasil yang maksimal.
MODUL 5
PERAWATAN TERNAK POTONG
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeliharaan
sapi potong sangat berpengaruh terhadap kondisi ternak. Pemeliharaan
sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum), pengelolaan kandang
serta perawatan sapi.
Salah
satu cara perawatan yang sangat penting pada ternak sapi potong adalah
memandikan ternak, hal ini guna untuk pemeliharaan kesehatan pada usaha
penggemukan adalah pemeberian obat cacing (misal : rental boli,
valbazen) pada awal pemeliharaan, sedangkan tindakan yang lain biasanya
tidak dilakukan, karena waktu pemeliharaan pedet dan sapi jarang terkena
penyakit berbahaya. Pada penggemukan sistem ranch (ladang ternak),
sering dilakukan dipping (mandi obat), yaitu menggiring ternak masuk
kolam yang diberi desinfektan (misal : asutol, basudin) untuk pencegahan
terjadinya penyakit kulit. Beberapa penyakit yang mungkin perlu
ditanggulangi adalah : keracunan asam lambung (acidosis) yang disebabkan
kebanyakan konsentrat dan kembung perut (bloat) karena pakan konsentrat
terlalu halus dan kurang diberi hijauan. Acidosis dapat dicegah dengan
pemberian buffer (misal : natrium bikarbonat). Sedangkan bloat dapat
diberi obat anti bloat.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini adalah memperoleh informasi tentang cara pemeliharaan ternak potong.
Adapun
kegunaan dari praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja ini
diharapkan pada mahasiswa agar dapat mengetahui proses perawatan dan
pemeliharaan ternak potong serta dapat mengaplikasikannya di lingkungan masyarakat.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan dapam pemeliharaan dan perawatan sapi adalah :
a. Pemeberian pakan dan air minum.
Pakan
diberikan 2 – 3 kali sehari, sesuai dengan kebutuhan ternak. Air minum
harus selalu tersedia setiap hari dalam keadaan segar, terutama induk
yang sedang menyusui. Air minum harus diganti setiap hari.
b. Pembersihan kandang.
Kandang
dibersihkan setiap hari, juga lingkungan di sekitar kandang. Kandang
yang bersih selain mencegah timbulnya penyakit, juga memberikan
kenyamanan bagi ternak maupun peternak.
c. Memandikan ternak
Ternak
yang tidak pernah dimandikan bulunya kotor, dapat menjadi sarang kuman,
parasit, dan jamur yang membahayakan kesehatan ternak. Ternak perlu
dimandikan secara rutin setiap minggu sekali dan setelah dimandikan,
ternak dijemur sebentar agar bulunyakering.
d. Pemotongan kuku.
Ternak
sapi yang dikandangkan secara terus menerus biasanya pertumbuhan kuku
lebih cepat daripada yang digembalakan. Kuku yang panjang jika dibiarkan
tidak baik, karena dapat mengganggu jalannya ternak, kuku dapat patah
dan mengakibatkan luka atau infeksi, dibawah telapak kuku biasanya
berongga dan penuh kotoran yang ditumbihi kuman penyakit yang
membahayakan kesehatan. Sebaiknya kuku dipotong secara rutin, kalau
terlalu lama dibiarkan menjadi keras dam sulit memotongnya. Kuku dapat
dipotong dengan menggunakan tatah atau pahat
Pemeliharaan
induk bunting sebaiknya ditempatkan dalam kandang terpisah dan diberi
tambahan pakan konsentrat sekitar 3 kg per hari. Perlu dilakukan
exercise dengan dikeluarkan dari kandang secara rutin, sehingga pada
saat beranak tidak mengalami kesulitan melahirkan.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja yang membahas tentang pemeliharaan pada ternak potong yaitu bertempat UD. Mas Joko, di Desa Kalukubula.
Waktu pelaksanaan praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong, tentang
pemeliharaan yaitu ternak sapi jenis PO serta air yang digunakan untuk
membersikan kandang dan memandikan ternak sapi.
Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Reproduksi Ternak tentang pemeliharaan pada ternak potong yaitu selang, dan sikat
3.3 Cara Kerja
Langkah
yang dilakukan dalam praktikum Ilmu Produksi Ternak Potong dan Kerja
tentang perawatan sapi PO yaitu, mengeluarkan sapi dari kandang lalu
memandikan sapi denagn menyemprotkan air keseluruh badan ternak, diikuti
dengan menyikat bagian badan yang terkena kotoran, Setelah itu ternak
dijemur dihalaman samapi bulunya kering .
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Cara perawatan ternak yang dipelihara pada UD mas joko dilakukan dengan memandikan ternak setiap pagi hari.
4.2 Pembahasan
Sapi
potong menjadi salah satu pilihan komoditas yang diyakini bisa menjadi
sumber pendapatan keluarga. Proses pemeliharaan sapi potong cukup mudah
dilakukan. Namun, juga banyak kendalanya. Kendala tersebut pemeliharaan
yang dilakukan peternak. Beberapa peternak belum memiliki orientasi
bahwa beternak sapi potong bisa menjadi sumber pendapatan utama.
Sehingga pemeliharaannya tidak hanya dilakukan secara asal – asalan.
Banyak harus diketahui peternak sebelum mengenal management
pemeliharaan.
Ternak
yang tidak pernah dimandikan bulunya kotor, dapat menjadi sarang kuman,
parasit, dan jamur yang membahayakan kesehatan ternak. Ternak perlu
dimandikan secara rutin setiap minggu sekali dan setelah dimandikan,
ternak dijemur sebentar agar bulunyakering.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Memandikan
ternak merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penggemukan hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan ternak.
2. Ternak perlu dimandikan secara rutin setiap minggu sekali dan setelah dimandikan, ternak dijemur sebentar agar bulunyakering.
3. Ternak
yang tidak pernah dimandikan bulunya kotor, dapat menjadi sarang kuman,
parasit, dan jamur yang membahayakan kesehatan ternak.
5.2 Saran
Setelah
melakukan praktikum saran kami sebagai praktikan, agar pada praktikum
berikutnya Dosen Pembimbing mata kuliah Ilmu Produksi Ternak potong dan
Kerja dapat memandu para mahasiswa yang melakukan praktek agar
memperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012a.budidayaternak. comxa.Penggemukan sapi potong .Diakses pada tanggal 12 juni 2012
khaeryah.blogspot.com/2010/10/ manajemen-ternak-potong-jenis- kandang. Diakses pada tanggal 12 juni 2012
Anonim.2012c. peternakanunhas.blogspot.com/ 2011/04/penilaian-eksterior- tubuh-ternak. Diakses pada tanggal 12 juni 2012
Anonim.2012 d. hkti.org/2012/04/12/sapi- potong-untuk-penggemukan. Diakses pada tanggal 12 juni 2012
Anonim.2012e.scribd.com/doc/ 19206169/Teknologi- Penggemukan-Sapi-Potong. Diakses pada tanggal 12 juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar